Kasih Allah

Mengenal Yesus
Mari bagikan artikel ini

Apakah mudah bagi Allah untuk memberikan Anak-Nya mati bagi orang berdosa?
“Kata malaikat itu, ‘Apakah kalian pikir Bapa menyerahkan Anak-Nya yang terkasih tanpa bergumul? Tidak, tidak. Allah di surga pun bergumul apakah akan membiarkan orang yang bersalah binasa, atau memberikan Anak-Nya yang terkasih mati baginya.” Early Writings, hal. 151.

Mengapa Allah telah berjuang untuk memberikan Anak-Nya bagi kita?
“Hati bapa dunia tertarik kepada anaknya. Dia melihat ke wajah anak kecilnya dan gemetar memikirkan bahaya kehidupan. Dia rindu untuk melindungi kekasihnya dari kuasa setan untuk menguatkannya dari godaan dan konflik. Untuk menghadapi konflik yang lebih berat dan resiko yang lebih berat dan resiko yang lebih menakutkan, Tuhan memberikan Anak-Nya yang tunggal agar jalan kehidupan menjadi pasti untuk anak-anak kita. ‘Inilah Kasih. Takjublah, hai langit! Dan kagumlah, hai bumi?’” Desire Of Ages, Hal. 49.

Bagaimana Setan menanggapi manifestasi cinta yang sangat Besar ini?
“Bahwa Anak Allah harus datang ke bumi ini sebagai manusia memenuhinya dengan ketakjuban dan dengan ketakutan. Dia tidak bisa mengerti misteri pengorbanan besar ini. Jiwa egoisnya tidak bisa memahami cinta seperti itu bagi ras yang telah tersesat ini.” Desire of Ages, hal. 115.

Dapatkah manusia sepenuhnya memahami harga penebusan?
“Tidak pernah nilai penebusan kita akan diketahui sampai yang ditebus akan berdiri dengan Penebus di hadapan takhta Allah. Kemudian sementara kemuliaan dari rumah kekal itu tiba-tiba muncul dan memukau indra kita, maka kita akan ingat bahwa Yesus meninggalkan semua ini bagi kita, bahwa Dia tidak hanya menjadi seorang buangan dari takhta surgawi, tetapi demi kita telah mengambil resiko kegagalan dan kebinasaan kekal.” Desire of Ages, hal. 131.

Apakah Kristus akan datang ke bumi ini jika Dia telah tahu sebelumnya apa yang akan Dia derita demi kita?
“Bahkan sebelum Ia mengambil kemanusiaan, Ia melihat secara keseluruhan panjangnya jalan yang harus Dia lalui demi menyelamatkan yang hilang. Setiap kesakitan yang mengoyakkan hati-Nya, setiap penghinaan yang menumpuk di atas kepala-Nya, setiap penderitaan yang Dia harus tahan, telah dibukakan kepada pemandangan-Nya sebelum Dia menanggalkan mahkota dan jubah kerajaan-Nya dan melangkah turun dari tahkta, untuk menutupi keilahianNya dengan kemanusiaan. Jalan dari palungan ke Kalvari itu ada di depan mata-Nya. Dia tahu penderitaan yang akan datang pada-Nya. Dia tahu semua itu, namun Ia berkata, ‘Lihat, aku datang.’” Desire of Ages, hal. 410.

Apakah yang mendorong Kristus untuk menindaklanjti keputusan-Nya memberikan nyawa-Nya untuk dunia terkutuk?
“Sejarah umat manusia muncul di hadapan Penebus dunia. Dia melihat bahwa pelanggar hukum, jika dibiarkan sendiri, akan binasa. Dia melihat kuasa dosa. Kesengsaraan dan ratapan dari dunia terkutuk muncul di hadapan-Nya. Dia memandangi nasib yang akan datang, dan keputusan dibuatNya. Dia akan menyelamatkan manusia dengan segala cara untuk diri-Nya. “Desire of Ages, hal. 692, 693.

Kesimpulan :Ketidakberdayaan kitalah yang mendorong Kristus mati bagi kita. Dia tahu sebelumnya semua yang harus Dia derita, namun Ia tetap datang. Kasih ini yang bahkan Allah atas kasih berjuang untuk berikan, kita tidak bisa sepenuhnya pahami. Ini mengherankan setan. Dalam pandangannya langit heran. Manifestasi kasih ini menakjubkan bumi. Dengan melihat kasih inilah merupakan rahasia keberhasilan.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *