KUASA YANG DIJANJIKAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Kecurahan Roh Kudus

Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Kisah 1:5

Rintangan bukanlah datang dari Allah sehingga karuniaNya yang berlimpah-limpah itu tidak mengalir kepada manusia. KaruniaNya bersifat ilahi. la memberikan dengan berkelimpahan, tetapi orang tidak menghargainya sebab mereka tidak suka menerimanya. Jika semua orang ingin menerima, maka semua orang akan dipenuhi dengan Roh itu. . . . Kita terlalu mudah merasa puas dengan riak gelombang kecil pada permukaan air, padahal hak kitalah mengharapkan gerakan yang dalam dari Roh Allah.

Dengan menerima karunia ini, semua karunia lain akan menjadi milik kita; karena kita harus mendapat karunia ini sesuai dengan kelimpahan kasih karunia Kristus, dan la bersedia mencukupkannya kepada setiap jiwa sesuai dengan kesanggupannya menerima. Oleh sebab itu janganlah kita merasa puas hanya dengan sedikit dari berkat-berkat ini, hanya sejumlah kecil yang akan menjauhkan kita dari tidur yang sementara, tetapi dengan giat kita mencari kasih karunia Allah yang limpah itu?

Janji demi janji diberikan, memastikan kita menerima kuasa Allah, tetapi sebab kita begitu lemah dalam iman sehingga kita tidak meraih kuasa itu. O, betapa kita memerlukan iman, iman yang hidup dalam kebenaran Flrman Allah! Keperluan umat Allah yang penting ini senantiasa terbentang di hadapanku. . . . Apakah yang dapat kita perbuat untuk membangunkan mereka supaya melihat bahwa kita sedang hidup pada senja hari sejarah dunia ini? . . . Kita haruslah menuntut iman yang akan memegang tangan Yehova.

Hanya kepada mereka yang menantikan Allah dengan rendah hati, yang mengamat-amati tuntunan dan kasih karuniaNya, diberikan Roh itu. Kuasa Allah menunggu permintaan dan penerimaan mereka.

Berkat yang dijanjlkan ini, yang dituntut oleh iman, membawa berkat-berkat lain yang beruntun. Berkat itu diberikan sesuai dengan kelimpahan kasih karunia Kristus, dan la bersedia mencukupkan tiap-tiap jiwa sesuai dengan kesanggupannya untuk menerima.

Hidupku Kini, Hal. 59

 


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *