10 TIPS TERBAIK UNTUK MENOLAK PENCOBAAN

Pendalaman Alkitab
Mari bagikan artikel ini

Sejak kejahatan masuk ke dunia kita, setiap orang yang berusaha melayani Tuhan telah merasakan peperangan antara dua tuan yang berlawanan—dan Setan selalu siap untuk mendayagunakan keinginan fisik dan emosional kita untuk memutuskan hubungan kita dengan Tuhan (Yesaya 59:2). Tetapi Tuhan telah memanggil kita kepada kekudusan—yaitu, untuk memisahkan diri kita dari dosa. “Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu” (1 Petrus 1:15). Tentu saja, tanpa bantuan Tuhan, kita tidak berdaya untuk melawan keinginan jahat dari hati, tetapi kita memiliki peran aktif dalam melayani Tuhan … jadi inilah 10 tips praktis untuk membantu Anda mengatasi pencobaan.

#1 Ingatlah Pahala yang Ditawarkan Tuhan untuk Anda

“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (1 Korintus 2:9). Jauh lebih mudah untuk menolak pencobaan jika Anda percaya bahwa Anda benar-benar telah diselamatkan. Tetapi hati-hati—jika Anda salah mengira bahwa Anda dapat berusaha untuk diselamatkan, Anda sebenarnya akan mengikis kemampuan Anda untuk melawan kejahatan.

#2: Menyadari Kejahatan adalah  Dosa

“Dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa” (Roma 7:13). Jangan tertipu ketika iblis menggambarkan dosa sebagai sesuatu yang diinginkan. Ingatlah sekitar 2.000 tahun lalu di Kalvari dan lihat apa yang dilakukan dosa terhadap Yesus. Anda harus datang ke tempat di mana Anda sangat mengasihi Tuhan sehingga Anda lebih baik mati daripada mendukakan Dia.

#3: Bersiaplah untuk Melarikan Diri

Beberapa rekor kecepatan dipecahkan ketika orang lari dari pencobaan. Terkadang pencobaan datang melalui pintu yang sengaja dibiarkan terbuka. Jika Anda secara tidak sengaja menumpahkan minyak tanah ke seluruh pakaian Anda dan seseorang menyalakan korek api di dekatnya, ke mana Anda akan pergi? Sejauh yang Anda bisa, secepat mungkin! Itu harus menjadi sikap kita terhadap pencobaan. “Jauhi percabulan” dan “jauhilah penyembahan berhala!” (1 Korintus 6:18; 10:14).

#4: Jangan Ikuti Kebiasaan Orang Banyak

“Semua orang melakukannya, jadi itu pasti baik-baik saja.” Iblis menyukai “logika kecenderungan.” Dengan membiarkan orang banyak mendikte nilai-nilai kita, kita menjadi seperti orang banyak—dan orang banyak biasanya salah. “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan” (Matius 7:13). Orang Kristen harus berpikir untuk diri mereka sendiri dan melawan tekanan teman sebaya. Tidak masalah untuk menjadi berbeda.

#5: Buat Rencana untuk Tetap Beraktivitas

Orang yang malas mengundang iblis untuk menggodanya. Ketika Tuhan berkata kepada Adam, “dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,” itu dimaksudkan untuk menjadi berkat bagi manusia untuk menghindari masalah (Kejadian 3:19). Dosa dimulai dari pikiran. Jika kita tetap fokus melakukan sesuatu yang baik, kita tidak memiliki waktu untuk memikirkan kejahatan. Berkomitmenlah untuk terlibat dalam melayani Yesus melalui kesaksian atau melayani orang miskin.

#6: Milikilah Perencanaan

Segala sesuatu itu baik jika direncanakan. Amsal 22:3 mengajarkan, “Orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.” Jika Anda memiliki area pencobaan yang Anda tahu akan menyeret Anda lebih dalam, ambil tindakan pencegahan apa pun yang Anda bisa agar tidak jatuh dalam pencobaan.

#7: Ketahui Batasan Anda

“Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1 Korintus 10:12). Kita tidak boleh memercayai kekuatan kita sendiri—berhati-hatilah saat berpikir bahwa Anda dapat mengatasi pencobaan tertentu dan berkata, “Itu tidak akan mengganggu saya lagi. Saya cukup kuat.” Saat itulah kita dalam posisi jatuh dalam pencobaan.

#8 Atasi Kejahatan dengan Kebaikan

Kita membiarkan diri kita terbuka terhadap dosa ketika kita gagal mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh kebiasaan buruk yang ditinggalkan. Rahasianya adalah belajar “memakan yang baik” (Yesaya 55:2). “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” (Roma 12:21). Jika seseorang telah menghina  Anda dengan kejam, jangan membalas dengan kejahatan tetapi kebaikan.

#9 Peduli Kesehatan Anda

Yesus berkata, “Roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Matius 26:41). Pencobaan sering datang bukan pada saat-saat terkuat kita, tetapi pada saat-saat terlemah kita. Sebagian besar pertengkaran perkawinan terjadi di penghujung hari ketika salah satu atau kedua pasangan lelah dan lapar. Jadi cukup tidur dan berolahraga serta makan-makanan yang sehat. Hindari diskusi sensitif atau tugas yang menuntut selama masa-masa sulit.

#10: Kenali Satu-satunya Tempat Perlindungan Anda

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (1 Korintus 10:13). Kita tidak harus bergantung pada kekuatan kita; kita bisa mengandalkan kekuatan Tuhan! Ketika Anda dicobai, pergilah kepada Tuhan dalam doa memohon kekuatan-Nya.

Dengan kasih karunia Tuhan, Anda dapat menahan setiap pencobaan. Doa terus-menerus kepada Tuhan akan sangat membantu! Tetapi ingat, jika Anda jatuh dalam pencobaan, jangan menyerah. Banyak orang yang jatuh dalam pencobaan, tetap jatuh kembali, tetapi Tuhan dapat membantu Anda memulihkan wilayah yang hilang, dan Dia akan menyelamatkan Anda dari pencobaan di masa depan. Kehidupan Kristen sering kali merupakan kehidupan yang progresif. “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil” (1 Yohanes 2:1). Jangan biarkan kegagalan masa lalu menjadi alasan untuk kompromi di masa depan. Sebaliknya, bersyukurlah kepada Tuhan, yang memberi kita kemenangan melalui Tuhan kita Yesus Kristus (1 Korintus 15:57). Mintalah kepada-Nya untuk mengatasi memberikan kuasa untuk dapat menang terhadap pencobaan yang dating kepada kita.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *