BOLEHKAH ORANG KRISTEN MEMAKAI CINCIN KAWIN?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Anda akan terkejut mengetahui bahwa 150 tahun yang lalu, kebanyakan orang Kristen Protestan tidak memakai perhiasan sama sekali, termasuk cincin kawin. Penggunaan cincin ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Babel kuno bahkan sebelumnya, saat perempuan dibeli sebagai budak. Jika dia tidak perawan, mereka akan memasangkan cincin di jarinya. Hal ini juga dipraktekkan juga pada masa Roma Kafir.

Tentu banyak orang Kristen yang tulus yang mengenakan cincin kawin akan berada di surga, tetapi tidak ada dalam Alkitab yang mendukung gagasan memakai simbol cincin ini sebagai tanda pernikahan. Anda mungkin mendengar banyak macam khotbah euforia tentang bagaimana cincin itu mewakili “lingkaran cinta abadi”, tetapi itu semua dibuat oleh manusia.

Begitu orang Kristen berkompromi dengan tradisi manusia dan membuat konsesi untuk memakai perhiasan, maka tidak akan ada akhir yang nyata untuk praktek semacam hal itu. Apa yang saya temukan sebagai seorang pendeta adalah bahwa begitu sebuah lubang kecil muncul pada bendungan, bendungan itu pada akhirnya akan pecah. Hari ini, orang-orang yang mengaku Kristen menusuk dan menggantung banyak mineral di seluruh tubuh mereka. Saya tidak percaya Tuhan ingin kita melakukan itu; itu hanya kebiasaan lain untuk membuat Anda membeli barang yang sebenarnya tidak Anda butuhkan.

Karena kita bergumul dengan dosa dan pencobaan, sekarang bukan waktunya untuk memuliakan lahiriah kita. Tujuan tertinggi orang Kristen adalah untuk menarik perhatian kepada Kristus, bukan kepada diri sendiri. Menghias tubuh kita yang fana dengan permata yang berkilauan biasanya muncul dari kesombongan, yang sangat bertentangan dengan semangat dan prinsip Yesus. “Siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Matius 23:12).

Pemakaian cincin kawin telah menjadi tradisi yang diterima secara luas. Tetapi jika para pencari Tuhan yang tulus mempelajari topik ini dan merasa yakin untuk melepaskan semua perhiasan dari tubuh mereka, Tuhan akan memberi mereka rahmat untuk mengikuti-Nya di atas tradisi populer manusia. “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri” (Markus 7:9).

Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal. 1 Timotius 2:9.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *