Amazingfacts.id: Umat kudus Allah tidak menerima tanda binatang itu. Nabi di Patmos melihat mereka yang telah menang atas binatang itu, atas patungnya, atas tandanya, dan atas angka namanya, berdiri di laut kaca, memegang kecapi Allah, dan menyanyikan Nyanyian Musa dan Anak Domba.
Bagi setiap jiwa akan datang ujian penyaringan, akankah menuruti Allah dan bukannya manusia? Setan sedang mengerahkan usahanya terbesar dalam kegeraman perjuangan terakhir melawan Kristus dan para pengikutNya. Guru-guru palsu menggunakan semua alat untuk merangsang orang berdosa yang keras hati dalam pemberontakannya.
Hal itu juga untuk menguatkan yang ragu, yang tak percaya, dan oleh salah penafsiran dan kepalsuan, kalau bisa bahkan untuk menipu yang sangat terpilih. Siapakah yang sedia berdiri teguh di bawah bendera yang bertuliskan, “Perintah Allah, dan iman kepada Yesus?”
Kristus tidak pernah membeli kedamaian dan persahabatan melalui berkompromi dengan kejahatan. Meskipun hatiNya dipenuhi dengan kasih kepada umat manusia, Ia tidak bisa sabar dengan dosa-dosa mereka. Karena Ia mengasihi manusia, Ia adalah seorang yang keras dalam menegur sifat buruk mereka.
KehidupanNya yang menderita, penghinaan yang dialamiNya oleh satu bangsa yang suka melawan, memperlihatkan pada para pengikutNya bahwa tidak boleh ada prinsip yang harus dikorbankan. Umat Allah yang dicobai harus mempertahankan kewaspadaan dan dengan doa yang sungguh-sungguh.
Kalau tidak, dalam kesungguh-sungguhan mereka menghindari perselisihan, mereka menyerahkan kebenaran, dan dengan demikian tidak menghormati Allah dari kebenaran itu. Penyerahan terkecil sekalipun terhadap prinsip menjerat kita dalam perangkap musuh.
Paulus menulis kepada orang-orang Roma, “Sebisa mungkin hiduplah dengan damai dengan semua orang.” Tetapi ada satu titik di mana tidak mungkin mempertahankan persatuan dan keselarasan tanpa mengorbankan prinsip. Maka perpisahan menjadi tugas mutlak.
Hukum bangsa-bangsa harus dihormati bila tidak bertentangan dengan hukum Allah. Tetapi bila ada bentrokan di antaranya, setiap pengikut Kristus sejati akan berkata, sebagaimana rasul Petrus lakukan ketika diperintahkan untuk tidak lagi berkata dalam nama Yesus, “Kami harus menuruti Allah bukan manusia.”
Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Wahyu 14:1.
-Suara Hati Nurani, Hlm. 329-