Akibat Khayal Yang Palsu

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

isolated-fruit-treeDan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Matius 7:19,20

Ada beberapa orang yang masih hidup pada tahun 1890 mempunyai pandangan yang picik, tidak percaya akan karunia dalam gereja, tidak percaya pada kebenaran, tidak beragama sama sekali. Yang demikian, kepada saya sudah ditunjukkan, adalah akibat yang pasti daripada khayal yang palsu. …

Setan … dengan tetap menekankan kepalsuan – supaya menjauh dari kebenaran.

Penipuan Setan terakhir yang paling menonjol nanti ialah menjadikan tidak bermanfaatnya kesaksian Roh Allah. “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.” Amsal 29:18. Setan akan bekerja dengan sangat pintar, dalam cara yang berbeda-beda dan melalui alat yang berlain-lainan, untuk membuyarkan keyakinan umat Allah yang sisa dalam kesaksian yang benar. Ia akan mendatangkan khayal yang palsu untuk menyesatkan, dan akan mencampur aduk yang palsu dengan yang benar, dan dengan demikian orang merasa tidak suka sehingga mereka akan menganggap setiap hal yang membawa nama khayal sebagai suatu benih kefanatikan; tetapi jiwa-jiwa yang jujur, dengan membanding-bandingkan yang palsu dan yang benar, akan sanggup melihat perbedaannya. …

Tidak ada yang lebih merusak terhadap perhatian jiwa, kesuciannya, gagasan-gagasannya yang sejati dan kudus tentang Allah, dan tentang perkara-perkara yang suci dan kekal, daripada secara tetap memberikan perhatian dan meninggikan apa yang bukan berasal dari Allah. Hal itu meracuni hati, dan memerosotkan pengertian. Kebenaran murni dapat ditelusuri sampai kepada Sumber ilahinya, dengan pengaruhnya yang mengangkat derajat, menghaluskan, menyucikan tabiat si penerima. Khalik segala kebenaran berdoa kepada BapaNya, “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Yohanes 17:20, 21.

Persoalan-persoalan akan terus-menerus timbul menyebabkan perpecahan, menjauh dari kebenaran. Mempersoalkan, mengeritik, mengucilkan dan menghakimi orang lain, bukanlah sebagai bukti rahmat Kristus di dalam hati. Hal itu tidak menghasilkan persatuan. Pekerjaan demikian telah diterapkan oleh beberapa orang  pada waktu yang lampau dengan mengaku memiliki terang yang ajaib, sedangkan mereka tenggelam jauh dalam dosa.

 

Maranata Hal.158


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *