APAKAH HUKUM KESEHATAN PADA PERJANJIAN LAMA HANYA KHUSUS UNTUK ORANG YAHUDI?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Hukum kesehatan Tuhan sebenarnya ditemukan di seluruh Alkitab. Dalam Perjanjian Baru, kita membaca, “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja” (3 Yohanes 1:2). Alkitab menunjukkan prioritas yang tinggi dalam menjaga kesehatan kita. Tuhan memberi kita pedoman ini karena Dia tahu apa yang terbaik untuk tubuh manusia. “TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini” (Ulangan 6:24).

Kematian Yesus di kayu salib, menebus kita dari dosa, tetapi itu tidak mengubah apa yang dianggap sehat atau tidak sehat. Jika daging babi terdaftar sebagai sesuatu yang tidak sehat sebelum Kristus mati, tidak masuk akal jika Kalvari tiba-tiba membuat daging babi menjadi makanan yang sehat. Sebenarnya, gagasan tentang hewan “halal” dan “haram” sudah ada sejak Kejadian, jauh sebelum ada orang Yahudi. Nuh diberi petunjuk tentang binatang yang halal dan haram (lihat Kejadian 7:2); dia bukan seorang Yahudi.

Kita salah bila menganggap bahwa perjalanan kita dengan Tuhan merupakan hal spiritual saja yang tidak ada hubungannya dengan gaya hidup kita. Tetapi seperti yang ditunjukkan oleh ayat kita dibawah, Tuhan tertarik pada apa yang kita makan dan minum. Tuhan tidak menciptakan aturan untuk membuat hidup kita sengsara. Dia mencintai kita. “Tidak ada hal baik yang akan Ia tahan dari orang-orang yang berjalan dengan lurus” (Mazmur 84:12).

Ilmu pengetahuan modern menegaskan bahwa pedoman dalam Imamat 11 dan Ulangan 14 memberikan diet yang menurunkan kemungkinan datangnya penyakit. Jika kita makan daging, kita diajarkan untuk hanya memakan hewan yang memiliki kuku terbelah dua dan mengunyah makanannya, dan ikan yang memiliki sirip dan sisik, dan untuk menghindari burung pemangsa. Seorang Kristen akan menjaga nafsu makannya dan tidak mengkonsumsi hal-hal seperti babi, tupai, kelinci, lele, belut, lobster, kerang, kepiting, udang, tiram, dan katak.

Rasul Paulus mengingatkan orang Kristen, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Korintus 3:16). Tentu itu masih merupakan saran yang baik.

Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 1 Korintus 10:31.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *