Amazingfacts.id: Beberapa orang merasa sulit untuk menyelaraskan gagasan bahwa Yesus adalah manusia dan Ilahi.
“Jika Kristus adalah manusia, lalu bagaimana Dia bisa “melihat” Natanael berdoa di bawah pohon ara?” (Yohanes 1:46–49).
kodrat sebagai manusia
Namun Alkitab penuh dengan pernyataan yang menekankan keIlahian dan kemanusiaan Yesus. Juruselamat kita adalah 100 persen manusia dan 100 persen Ilahi, sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia.
Sementara Kristus berada di bumi, Dia jelas tidak memiliki semua pengetahuan yang tak terbatas tentang Tuhan berputar-putar di kepala-Nya.
Setelah Yesus lahir di Betlehem, Ia bertumbuh dalam kodrat manusia, baik secara fisik, mental, maupun spiritual (Lukas 2:52). Sejak awal kehidupan-Nya, kita melihat Dia mulai memahami misi Ilahi-Nya (ay. 49).
kemanusiaan dan keilahianNya
Saat kita mempelajari kehidupan Yesus, kita melihat sifat manusia dan sifat ilahi-Nya dinyatakan. Yesus berjalan dengan para murid, Dia makan, dan tidur seperti kita tidur.
Namun kita juga melihat saat-saat ketika keilahian-Nya melintas, seperti di Gunung “Perubahan Rupa Ia” (Matius 17:2).
Hal ini memberitahu kita bahwa ada waktu dimana KeIlahianNya muncul dan berkuasa.
Rupanya, Tuhan kita Yesus Kristus memiliki akses ke pengetahuan dan kuasa Ilahi ketika dibutuhkan.
apa kata alkitab?
Matius memberitahu kita bahwa Yesus disebut “Imanuel,” yang berarti “Allah menyertai kita” (Matius 1:23). Yohanes menggambarkan Kristus dengan menyatakan:
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14).
Dia kemudian mengutip perkataan Yesus, “Ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (17:5). Yesus membatasi diri-Nya dalam banyak cara untuk mengidentifikasikan diri dengan kita, namun Ia tidak berdosa (Ibrani 4:15). Itulah sebabnya Dia adalah Tuhan dan Juruselamat kita!
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Filipi 2:6-8.
-Doug Batchelor-