“Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?’” Kisah Para Rasul 5:3.
Dalam salah satu perumpamaan, Yesus mengumpamakan kerajaan surga dengan pukat yang dilabuhkan di laut, yang ketika ditarik ke pantai, mengumpulkan banyak ikan yang baik dan yang tidak baik (Matius 13: 47-50).
Demikian juga dengan gereja. Salah seorang dalam lingkungan Yesus berubah menjadi pengkhianat. Di gereja mula-mula kita mendapati “ikan yang tidak baik” di antara mereka yang terkumpul oleh jaring Injil, seperti Simon si tukang sihir (Kisah 8:9-13), dan tim suami istri, Ananias dan Safira.
Sampai titik ini dalam buku Kisah Para Rasul (pasal 5), semua yang kita baca tentang para pengikut Yesus adalah baik. Allah telah mencurahkan Roh Kudus-Nya atas mereka; mereka bersaksi dengan penuh kekuatan kepada penduduk Yerusalem; mereka bersatu dalam doa, pengajaran, dan persekutuan. Tidak seorang pun kekurangan—mereka yang paling makmur menjual harta miliknya dan membagikannya dengan orang lain yang membutuhkan. Mukjizat yang luar biasa terjadi: seorang pria yang lumpuh dari lahir berjingkrak dan berjalan dan melompat-lompat. Penguasa agama memperingatkan, mengancam, dan memenjarakan para rasul, tetapi mereka tidak bisa dihentikan.
Kemudian—Ananias dan Safira. Mereka memutuskan untuk menjual harta milik yang mereka punyai sebagal bagian dari tindakan umum. Tetapi ketika mereka membawa hasil penjualannya kepada para rasul, mereka berdusta. Mereka berkata bahwa mereka memberikan seluruh hasil dan penjualan tanah mereka, tetapi pada kenyataannya mereka telah menahan sebagian untuk diri mereka sendiri. Tidak seorang pun yang mengatakan mereka untuk menjual tanah mereka. Tidak seorang pun mengatakan bahwa mereka harus memberikan seluruh jumlah itu pada perbendaharaan gereja. Tetapi mereka ingin terlihat baik—kepada para rasul dan anggota lain. Mereka tidak ingin tampak kikir dan materialistis, padahal memang mereka demikian.
Betapa bodohnya! Dengan kehadiran Roh Kudus yang begitu berlimpah di tengah orang-orang percaya, apakah mereka pikir bisa mengelabui dengan cara ini?
Cinta akan uang akan membuat Anda seperti itu. Sekalipun di gereja. Cinta akan uang akan menipu Anda ke dalam pemikiran bahwa Anda bisa berdusta bahkan pada Tuhan. Terjadi saat itu, dan terjadi pula saat ini.
Allah mengajak kita untuk memegang teguh kejujuran. Kejujuran bukanlah kebijakan yang terbaik, karena itu sama sekali bukan kebijakan. Kejujuran itu adalah prinsip. Dan ini dimulai dengan Allah. Jika kita jujur dengan Roh Kudus, kita akan jujur dengan orang lain.