APAKAH TUHAN SUDAH JADI YANG UTAMA?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Amazingfacts.id: Apa yang dimaksud dengan “Apakah Tuhan sudah jadi yang utama”? Sebagai umat Tuhan penting bagi kita untuk mengetahui dengan benar, supaya kita paham dalam hal ini.

sistem yahudi

Di bawah sistem Yahudi, masyarakat diwajibkan membiasakan roh bermurah hati, baik memelihara pekerjaan Allah maupun menyediakan bagi kaum yang lemah.

Pada tuaian dan hasil panen pertama, buah-buah sulung di ladang-ladang (jagung, anggur, dan minyak) harus diserahkan sebagai persembahan bagi Tuhan.

Berkas sisa-sisa di ladang disediakan bagi orang miskin.

Hasil pertama dari wol ketika domba dicukur, dari padi ketika gandum diirik, harus diberikan kepada Tuhan; dan pada perayaan diperintahkan agar orang miskin, janda, yatim piatu, dan orang asing harus diundang.

Pada penutupan setiap tahunnya semua diwajibkan untuk memberikan sumpah khidmat apakah mereka sudah melakukan sesuai dengan perintah Allah atau tidak.

maksud pengaturan tuhan

Pengaturan ini dibuat Tuhan untuk mengajarkan kepada bangsa itu bahwa dalam segala hal Ia harus dijadikan yang utama.

Oleh sistem pendermaan ini mereka diingatkan bahwa Tuhan mereka yang Pemurah adalah Pemilik sesungguhnya atas ladang mereka, ternak mereka, bahwa Allah di surga mengirimkan matahari dan hujan untuk menanam benih dan menuai, dan bahwa segala sesuatu yang mereka miliki adalah dari ciptaanNya.

Segalanya milik Tuhan, dan Ia telah menjadikan mereka para penatalayan harta bendaNya.

Kemurahan bangsa Yahudi dalam mendirikan Bait Suci menunjukkan dengan jelas kebajikan tak sebanding dengan umat Allah di masa-masa berikutnya.

Bangsa Ibrani baru saja dibebaskan dari perbudakan panjang di Mesir, mereka mengembara di padang belantara; namun belum lagi mereka lepas dari tentara Mesir yang mengejar mereka dalam perjalanan yang terburu-buru.

semuanya milik tuhan

Ketika sabda Tuhan datang kepada Musa, “Berbicaralah kepada anak-anak Israel, agar mereka membawakan persembahan kepadaKu: terimalah persembahan dari setiap orang yang memberinya dengan tulus ikhlas.”.

Semua memberi dengan ikhlas, bukan sejumlah tertentu dari bunga mereka, tetapi sebagian besar dari harta milik mereka.

Mereka memberikannya dengan senang hati dan tulus kepada Tuhan. Mereka menghormati Dia dengan melakukannya. Bukankah itu semua milikNya? Bukankah Ia yang memberikan kepada mereka semua yang mereka miliki?

Jika Ia menyuruhnya, bukankah tugas mereka untuk mengembalikan apa yang Ia sendiri telah pinjamkan? Tidak perlu pemaksaan.

Orang-orang membawa bahkan lebih dari yang diperlukan; dan mereka diberitahu untuk berhenti, karena sudah berlebihan.

Tidak usah lagi ada orang laki-laki atau perempuan yang membuat sesuatu menjadi persembahan khusus bagi tempat kudus.” Demikianlah rakyat itu dicegah membawa persembahan lagi. Keluaran 36:6.

 

-Suara Hati Nurani, Hlm. 73-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *