HARUSKAH KITA BERPUASA?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pertama, mari kita lihat mengapa Yesus berpuasa. Apakah itu semacam merendahkan atau penyiksaan diri? Tidak. Puasa Yesus memungkinkan Dia untuk focus pada Bapa dan misi-Nya untuk menyelamatkan dunia. Walaupun itu untuk sementara melemahkan-Nya secara fisik, tapi sebenarnya itu menguatkanNya secara rohani. Ketika iblis datang untuk mencobaiNya, Yesus siap untuk mengalahkannya.

Ada banyak preseden alkitabiah lainnya untuk puasa. Ratu Ester, misalnya, berpuasa tanpa makanan atau air selama tiga hari ketika rakyatnya diancam untuk dimusnahkan (Ester 4:16). Gantinya berpesta seperti yang biasa dilakukan ratu, dia mengesampingkan kebutuhan fisiknya sendiri untuk berpuasa, berdoa bagi pembebasan rakyatnya. Tuhan mendengar doanya dan mengabulkannya.

Tetapi bagaimana dengan orang Kristen yang hidup hari ini? Haruskah kita berpuasa? Yesus memberi tahu murid-muridNya bahwa setelah Dia naik ke surga, akan ada saat-saat yang tepat untuk berpuasa. “Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” (Lukas 5:35). Selain itu, Yesus berkata ada beberapa tantangan sulit yang hanya dapat diatasi ketika kita berdoa dan berpuasa (Matius 17:21).

Meskipun puasa secara jelas diajarkan dalam Perjanjian Baru, sebelum melakukannya, Anda harus mempertimbangkan dengan cermat kondisi kesehatan Anda. Jika Anda dalam keadaan sehat dan sedang mencari bimbingan atau berkat, atau memiliki permintaan mendesak kepada Tuhan, puasa mungkin tepat. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa puasa bagi orang Kristen sudah kadaluwarsa.

Ingat juga bahwa puasa tidak selalu tentang berhenti mengkonsumsi semua makanan. Ini bisa berarti berpantang dari berbagai hal. Misalnya, beberapa orang melakukan “puasa buah” dan hanya makan buah untuk sementara waktu. Yang lain menahan diri untuk tidak makan manisan. Jika karena alasan tertentu Anda tidak dapat melakukan puasa makanan, Anda dapat mempertimbangkan puasa TV atau hp (bagi sebagian orang, itu mungkin lebih sulit daripada tanpa makanan!).

Dengan sikap yang benar dan rendah hati, puasa pada waktu yang tepat dapat menjadi satu ibadah dan pengabdian kepada Tuhan, cara untuk mencari bimbinganNya dan mendekatkan diri kepadaNya.

Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Matius 4:2.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *