JATUH PADA HARI APAKAH PENTAKOSTA ITU?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pentakosta, yang juga adalah ‘the feast of weeks’ (Imamat 23:15-21), terjadi pada apa yang kita sebut sebagai hari Minggu dan merupakan perayaan panen musim semi. Akar kata “pente” berarti lima; misalnya, segi lima memiliki lima sisi. Setelah Paskah, ada tujuh minggu, dan setelah Sabat Paskah terakhir, yaitu hari ke-49, tibalah hari Pentakosta. Kata itu secara harfiah berarti “hari kelima puluh.”

Sayangnya, beberapa orang menggunakan hari perayaan ini sebagai pembenaran untuk berbakti pada hari Minggu, mengabaikan hari Sabat sesuai hukum keempat dari 10 hukum Allah. Tidak ada dalam Alkitab yang mengatakan untuk menguduskan Pentakosta, hari Minggu, atau bahkan hari kebangkitan Yesus sebagai pengganti Sabat hari ketujuh.

Dengan logika seperti itu, kita dapat saja memelihara hari Kamis sebagai hari Sabat karena pada saat itulah Tuhan menetapkan Perjanjian Baru pada saat Yesus mengadakan Perjamuan Malam. Anda bahkan dapat berargumen bahwa seharusnya hari Jumat yang disucikan karena saat itulah Yesus disalibkan.

Tapi tidak ada satupun dalam Alkitab Tuhan memilih hari lain untuk menggantikan hari ketujuh. Saya pikir cukup gegabah bagi orang Kristen untuk mulai mengubah hukum Tuhan, yang Dia ucapkan dengan suara-Nya dan tulis dengan jari-Nya. Yesus berkata, “Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?” (Matius 15:3).

Jika Anda dapat menunjukkan kepada saya satu ayat dalam Kitab Suci yang mengatakan, “Jadikanlah hari pertama sebagai hari Sabat,” maka saya akan melakukan hal itu. Tetapi sampai saya menemukannya, haruskah saya mengambil tradisi manusia daripada Firman Tuhan yang sangat jelas? Alkitab mengatakan bahwa Tuhan memberkati dan menguduskan hari ketujuh. Dia menulisnya di atas batu dengan jari-Nya; Dia mengucapkannya dengan suara-Nya, kata-Nya, “Ingatlah,” artinya kita tidak boleh melupakannya. Kita tidak bisa begitu saja mengabaikan Firman Tuhan. “Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” (Matius 15:9).

Tujuh minggu harus kau hitung: pada waktu orang mulai menyabit gandum yang belum dituai, haruslah engkau mulai menghitung tujuh minggu itu. Ulangan 16:9.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *