KEMARAHAN KAIN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Amazingfacts.id: Tuhan bukan tidak tahu perasaan benci yang dipendam Kain, tetapi Ia ingin Kain merenungkan perbuatannya, dan yakin akan dosanya, bertobat dan menurut.

Tidak ada sebab atas perasaan marahnya baik kepada adiknya mau- pun kepada Allah; karena justru karena rasa tidak hormat terhadap kehendak Allah, yang dengan jelas diekspresikan, yang mengakibatkan penolakan terhadap persembahannya.  Persembahan Habel diterima, tetapi ini karena

Habel melakukan tepat seperti yang Allah ingin agar ia lakukan. Ini tidak merampas hak kesulungan Kain.  Jadi masalahnya sudah dipaparkan dengan

jelas di hadapan Kain; namun sifat memberontaknya timbul karena caranya dipertanyakan dan ia tidak diizinkan mengikuti pemikirannya sendiri. Ia marah kepada Allah dan marah kepada adiknya.

Ia marah kepada Allah karena Ia tidak mau menerima rencana seorang berdosa menggantikan persyaratan Ilahi, dan ia marah kepada adiknya karena tidak mendukungnya.

Kain mengajak Habel berjalan-jalan bersamanya di ladang, dan di sana ia mengucapkan ketidakpercayaannya dan keluhannya tentang Allah.

Ia mengaku melakukan yang benar dalam memberikan persembahan; dan semakin banyak ia berbicara menentang Allah dan menyalahkan keadilan dan kemurahanNya dalam menolak persembahannya sendiri dan menerima persembahan Habel adiknya, maka semakin panas hatinya oleh kemarahan dan kebencian.

Habel membela kebaikan dan sifat Allah yang tidak pilih kasih dan memberikan alasan sederhana kepada Kain mengapa Allah tidak menerima persembahannya.

Fakta bahwa Habel berani untuk tidak sejalan dengan dia dan bahkan melangkah begitu jauh sampai mengemukakan kesalahan-kesalahannya itu mengherankan Kain. pertimbangan Kain memberitahu bahwa Habel benar

ketika ia berbicara tentang perlunya mempersembahkan darah korban yang disembelih jika ia ingin korbannya diterima, tetapi Setan memaparkan hal itu dalam terang yang berbeda. Ia mendesak Kain ke arah kemarahan yang semakin menjadi, sampai ia membunuh saudaranya, dan dosa dari pembunuhan itu tertanggungkan atas jiwanya.

Firman Tuhan kepada Kain: ”Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Kejadian 4:6, 7.

 

-Suara Hati Nurani, Hlm. 193-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *