walau salah

KITA TETAP DIKASIHI WALAU BERSALAH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Disertai oleh Roh
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. 1 Yoh. 2:1

Orang-orang yang berhubungan dengan Allah merupakan saluran kuasa Roh Kudus. Jika seorang yang setiap hari berhubungan dengan Allah menyimpang dari jalan kebenaran, jika untuk sesaat ia memalingkan pandangannya dari Yesus, bukan karena ia dengan sengaja berbuat dosa; bila dia melihat kesalahannya, dan berbalik kembali, dan memusatkan pandangannya kepada Yesus, kenyataan bahwa dia telah bersalah tidak membuat dia kurang berharga di hati Allah. Dia tahu bahwa dia bersekutu dengan Juruselamat; dan bila kesalahannya ditegur dalam sesuatu tindakan pengajaran, dia tidak berjalan dengan bermuram durja, dan bersungut kepada Allah, tapi mengubah kesalahannya menjadi kemenangan. Dia mendapatkan pelajaran dari perkataan Tuhan, dan waspada agar jangan tertipu kembali.

Orang-orang yang sungguh mengasihi Allah mempunyai keyakinan batin bahwa mereka dikasihi Allah; mempunyai persekutuan dengan Kristus, dan hati mereka penuh dengan kehangatan kasih terhadap-Nya. Kebenaran saat ini dipercayai dengan keyakinan yang teguh. Mereka dapat berkata dengan keyakinan penuh, “Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus KRISTUS sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya…. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu” (2 Ptr 1:16-19).

Kehidupan batin akan tampak dari perilaku. Hendaklah Firman Allah membawa kesaksiannya dalam diri para pembawa berita yang telah diutus Allah dengan satu pekabaran pada akhir zaman ini untuk mempersiapkan satu umat berdiri pada hari Tuhan. “Berapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: Allahmu itu Raja!” (Yes 52:7).

Hikmat yang disebut intelektual manusia tak dapat diandalkan, kecuali mereka belajar setiap hari dalam sekolah Kristus. Manusia, dengan hikmat yang mereka akui, dapat berencana dan merancang teori dan sistem filsafat, tapi Tuhan menyebutnya sia-sia dan bodoh. Tuhan berkata, “Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih, kuat dari pada manusia” (1 Kor l:25).—Review and Herald, 12 Mei 1896.

Kamu Akan Menerima Kuasa, hlm. 129


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *