LABA-LABA AIR

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Di Eropa, Asia, dan sebagian Afrika, hiduplah seekor laba-laba kecil yang memiliki rumah di bawah air. Laba-laba air betina (juga dikenal sebagai laba-laba selam lonceng) memutarkan jaring kecil berbentuk lonceng, menempelkannya pada batang rumput air dan tanaman, tepat di bawah permukaan kolam air tawar. Semua laba-laba perlu menghirup udara, jadi laba-laba air membawa udaranya seperti seorang penyelam.

Di permukaan dia menjebak gelembung-gelembung udara di bulu-bulu tubuhnya, lalu bergegas pulang dan melepaskannya di bawah jaringnya. Laba-laba melakukan banyak perjalanan untuk membawa kembali gelembung udara untuk sarang bawah airnya. Jaringan tahan air ini kemudian mengembang dengan udara yang terperangkap dan membuat lonceng dalam air yang sempurna di mana dia tinggal, makan, dan bertelur. Jika udara segar habis, laba-laba air kembali ke permukaan untuk bernapas dan mengumpulkan lebih banyak gelembung udara segar untuk rumahnya. Hidup di bawah air, namun menghirup udara dari atas, laba-laba kecil ini terus-menerus dikelilingi oleh air namun tetap kering sempurna!

Laba-laba air menggambarkan bagaimana orang Kristen mungkin ada di dunia tetapi bukan dari dunia. Tidak peduli berapa banyak air yang mengelilingi laba-laba air, ia masih bisa menghirup udara karena membawa gelembung udara ke mana pun ia pergi. Bagaimana orang Kristen dapat hidup dengan koneksi yang konstan ke surga sementara hidup di dunia yang penuh dosa ini? Melalui doa. Seperti nafas jiwa, kita bisa berdoa kepada Yesus tidak peduli apapun lingkungan kita. Doa sama pentingnya bagi kehidupan rohani kita seperti halnya oksigen bagi kehidupan fisik kita.

Saya merindukan hari ketika kita akan berada di surga, tetapi bahkan sekarang kita dapat menghirup udara surga melalui doa. Yesus tahu kita ada di dunia, tetapi kita tidak perlu menjadi “dari” dunia ini. “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. (16) Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. (Yohanes 17:15, 16). Kita dapat terus “bernafas” di dunia selama kita menjaga hubungan kita dengan Tuhan.

Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup. Ayub 33:4

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *