LEMBUTNYA TETESAN HUJAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Awan kumulus kecil memiliki berat hampir sama dengan 100 gajah, dan awan pada saat badai bisa mencapai berat 200.000 gajah!

Tahukah Anda bahwa dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap? Dan bertentangan dengan kepercayaan umum, saat hujan turun, bentuk hujan tidak seperti “tetesan air mata.” Ukuran hujan meningkat, berubah dari bentuk bulat menjadi bentuk cakram datar, mirip dengan roti hamburger. Akhirnya, hujan mengambil bentuk parasut sebelum mereka terbelah menjadi dua tetesan kecil.

Dalam kekaguman akan hukum alam yang luar biasa dari Sang Pencipta, Ayub mengamati bahwa “Ia membungkus air di dalam awan-Nya, namun awan itu tidak robek” (Ayub 26: 8). Ayub tahu bahwa jika jumlah air ini terbawa dalam karung yang umum pada zamannya, itu akan terkoyak.

Bayangkan efeknya jika hujan turun seolah-olah dari bak raksasa di surga. Namun karena ukurannya dan cara tetesan terbentuk, tetesan air hujan hanya bisa mencapai kecepatan maksimum 22 mil per jam sebelum jatuh menjadi tetesan yang lebih ringan. Jadi ketika hujan turun, gantinya menghancurkan vegetasi, ia didistribusikan secara merata dalam bentuk tetesan kecil untuk menyegarkan rumput, tanaman, dan pohon.

Dalam lagu Musa yang indah, yang dicatat dalam Ulangan 32, ia menggambarkan kelembutan Allah pada saat mengajar dan mendidik umat-Nya yang dikasihi-Nya. “Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan.” (ayat 2). Tuhan tahu bahwa kita seperti rumput yang lembut (Yesaya 40: 7). Dalam hubungan belas kasihan-Nya dengan kita, Dia tidak mengirimkan semua ajaran-Nya kepada kita sekaligus. Kita akan kewalahan! Dia tahu jumlah ajaran yang tepat yang bisa kita tangani. Mari kita pastikan bahwa kita ada untuk menerimanya setiap pagi.

Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

Yesaya 50:4

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *