Daerah kehidupan yang terkonsentrasi paling padat di planet ini adalah areal hutan hujan tropis. Faktanya, para peneliti menemukan bahwa hanya areal seluas 4 mil persegi hutan hujan tropis, berisi sebanyak 1.500 spesies tanaman berbunga, 750 spesies pohon, 125 spesies mamalia, 400 spesies burung, 100 spesies reptil, 60 spesies amfibi, dan 150 spesies kupu-kupu yang berbeda. Sebuah kolam tunggal di Brasil adalah rumah bagi lebih banyak spesies ikan daripada yang dapat ditemukan di semua sungai di Eropa, sedangkan spesies ikan di Sungai Amazon melebihi jumlah spesies di Samudra Atlantik! Tetapi dari perkiraan 5 juta spesies di areal hutan hujan tropis, hanya sebagian kecil yang telah dinamai, apalagi dipelajari.
Hutan hujan tropis juga memberikan hasil panen berlimpah, dengan lebih dari 3.000 varietas buah. Buah-buahan seperti alpukat, kelapa, buah ara, jeruk, lemon, jeruk bali, pisang, jambu biji, nanas, mangga, dan tomat semuanya berasal dari hutan hujan tropis. Meski begitu, kekayaan hutan hujan sebagian besar belum ditemukan oleh dunia Barat: dari 3.000 varietas, orang Barat hanya menggunakan sekitar 200.
Selain itu, hutan hujan berisi tambang emas farmasi. Hampir setengah dari senyawa obat kita berasal dari tumbuhan di hutan hujan tropis, termasuk obat untuk leukemia dan penyakit jantung pada masa kanak-kanak. Namun kekayaan ini sebagian besar belum ditambang, karena kurang dari 1 persen tanaman dan pohon tropis telah diuji oleh para ilmuwan.
Hutan hujan tropis adalah dinamo kehidupan hewan, tumbuhan, dan obat-obatan, tetapi gantinya menemukan dan menikmati kelimpahannya, manusia menghancurkannya dengan kecepatan 1 acre setiap menit. Sementara hutan hujan tropis dulunya menutupi lima belas persen dari luas daratan bumi, saat ini luasnya kurang dari tujuh persen.
Dalam kitab Yeremia, Tuhan mengungkapkan ketidaksenangan-Nya atas bagaimana Israel memperlakukan Tanah Perjanjian: “Aku telah membawa kamu ke tanah yang subur untuk menikmati buahnya dan segala yang baik dari padanya. Tetapi segera setelah kamu masuk, kamu menajiskan tanah-Ku; tanah milik-Ku telah kamu buat menjadi kekejian” (Yeremia 2: 7). Kitab Wahyu menjelaskan Allah akan “membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi.” (Wahyu 11:18). Sebagai penjaga Bumi, bukankah seharusnya kita melakukan yang terbaik untuk melestarikan negeri-Nya yang melimpah?
Dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi.
Wahyu 11:18
-Doug Batchelor-