Orang Kaya dan  Lazarus

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini

rich-man-and-lazarus-and-dogs-large

Salah satu bagian Alkitab yang banyak mengalami kesulitan untuk menghubungkan kebenaran tentang neraka yang disajikan dalam situs ini adalah kisah tentang orang kaya dan Lazarus, terdapat dalam Lukas pasal 16, yang berbunyi, secara lengkap—

“Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.

Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.

Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”

Salah satu petunjuk yang paling penting tentang hakikat pengajaran Yesus di sini adalah pemahaman bahwa ayat ini adalah perumpamaan terakhir dari sederet perumpamaan.

Misalnya, kita pasti bisa tahu bahwa perumpamaan Yesus tentang pangkuan Abraham bukan benar-benar tempat tinggal abadi dari penebusan. Dan tidak mungkin bahwa yang mati di neraka dapat berkomunikasi dengan yang selamat di surga.

Ketika kita mengingat bahwa api neraka terjadi pada akhir dunia, dan bahwa tidak ada orang yang menderita di neraka pada saat ini, kita dapat menentukan lebih tepat tiga poin utama yang terkandung dalam ucapan Yesus.

  1. Dengan melukiskan pengemis tinggal di surga dan orang kaya tersesat di neraka, Yesus mengajarkan para pendengar-Nya bahwa, bertentangan dengan pandangan umum bila tiba waktu-Nya, kekayaan itu tidak selalu merupakan indikator dari nikmat ilahi, seperti kemiskinan bukanlah sebuah tanda penghakiman Allah atas seseorang.
  2. Yesus juga berusaha untuk mendidik orang-orang Yahudi bahwa keselamatan tidak akan menjadi milik mereka dengan memiliki hak kesulungan. Orang kaya dalam siksaan dipanggil keluar kepada “ayah Abraham,” seperti orang-orang Yahudi pada zaman Yesus keliru bahwa menunjuk warisan sebagai bukti jaminan keselamatan mereka.
  3. Selanjutnya, Yesus sedang berusaha untuk memimpin para pendengar-Nya untuk memahami bahwa hanya kesetiaan kepada Firman Tuhan akan mempersiapkan mereka masuk ke dalam hidup yang kekal. Dia mengatakan kepada mereka, ” Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.” (Lukas 16:31).

Menggunakan perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus dalam rangka mempromosikan doktrin palsu tentang neraka pembakaran abadi adalah untuk menyalahgunakan Firman Tuhan dan untuk menggambarkan karakter-Nya. Untuk mempelajarinya lebih lanjut silahkan Klik Disini!


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *