Harmonis, persatuan, kesatuan

ORANG YANG BERGAUL DENGAN ALLAH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

“Dan Henock hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah” Kejadian 5:24.

Kematian dan pajak, adalah dua hal yang pasti di dalam keberadaan manusia, dan sebelum ada pajak-pajak, di sana ada kematian.

Pasal kelima buku Kejadian mencatat generasi yang mula-mula dari kehidupan manusia di bumi ini. Terbaca seperti lagu pemakaman, mengulangi “kemudian dia mati” lagi dan lagi. “Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati,” “Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati;” “Enos mencapai umur sembilan ratus lima tahun, lalu ia mati;” “Kenan mencapai umur sembilan ratus sepuluh tahun, lalu ia mati;” “Mahalael mencapai umur delapan ratus sembilan puluh lima tahun, lalu ia mati;” “Jared mencapai umur sembilan ratus enam puluh dua tahun, lalu ia mati” (ayat 5, 8, 11, 14, 17, 20).

Tiba-tiba saja pola itu berubah. Henock, generasi yang ketujuh dari Adam dan ayah dari Metusalah, tidak mati. Allah mengangkatnya ke surga. Sesudah jeda yang mengejutkan ini, lagu pemakaman itu kembali lagi: “Metusalah mencapai umur sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati;” “Lamekh mencapai umur tujuh ratus tujuh puluh tujuh tahun, lalu ia mati” (ayat 27, 31).

Siapa orang ini yang telah bergaul dengan Allah dan sesudah 365 tahun dari kehidupannya di bumi ini telah dipindahkan kepada kehidupan yang tidak akan berakhir? Kehidupan macam apakah yang dimilikinya, sehingga memberi pengharapan kepada kemanusiaan, bahwa kutukan dari kematian itu, malaikat maut, tidak akan selamanya menahan kita semua berada di dalam cengkeramannya yang dingin?

Kita hanya sedikit sekali mengenali tentang orang ini. Terpisah dari yang lain-lainnya yang terdapat di dalam buku Kejadian, kita mendapati dia disebutkan, secara singkat saja, hanya dalam dua tempat dalam Alkitab. Buku Ibrani mengatakan kepada kita bahwa “dia tidak mengalami kematian…sebab sebelum dia terangkat, ia memperoleh kesaksian bahwa ia berkenan kepada Allah” (Ibrani 11:5). Dalam buku Yudas kita dapat membaca bahwa Henock menubuatkan kedatangan Tuhan dalam penghakiman ke atas semua orang yang tidak percaya kepada Allah (Yudas 14, 15).

Karakteristik Henock yang paling menarik minat, adalah bahwa kita telah mendapatinya dalam catatan sebelumnya. “Henock hidup bergaul dengan Allah.” Ini adalah hari dan waktu sebelum datangnya air bah, ketika para pria dan wanita yang memiliki intelek yang kuat dilibatkan ke dalam kehidupan yang penuh dengan kekerasan dan pemborosan, yang menggunakan kekuatan kreativitas mereka untuk menanamkan pernyataan-pernyataan baru tentang kejahatan. Di tengah generasi semacam inilah, ada seorang lelaki yang berdiri terpisah. Dia memilih Allah; Allah menjadi sahabatnya yang paling dekat. Dan pada akhirnya Allah memberikan kepadanya pengetahuan yang prima mengenai kasih karunia-Nya. Dia telah membawa Henock untuk bersama-Nya.

Allah yang baik, biarkanlah saya berjalan bersama dengan-Mu pada hari ini.

Ps. William G. Johnsson – Hati yang Berlimpah Kasih Karunia, hlm. 116

Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *