renungan

PEMURNIAN SEJATI

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Kasih Karunia Pergaulan

Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka benengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. Titus 3:2

lntisari dari rasa sopan santun yang sejati adalah dengan memperhatikan orang Iain. Pendidikan pokok dan abadi adalah yang memperluas rasa simpati dan mendorong kebaikan hati secara umum.

Kebudayaan yang tidak membuat seorang anak muda menaruh hormat terhadap orang tuanya, menghargai mereka, bersandar terhadap kekurangan mereka, menolong keperluan mereka; yang tidak membuat dia baik budi dan lemah lembut, murah hati dan suka menolong terhadap anak muda, orang tua, dan yang malang, serta sopan santun terhadap semua orang, adalah suatu kegagalan.

Pemurnian pikiran dan tingkah Iaku sejati adalah Iebih baik dipelajari dalam sekolah guru ilahi itu dari pada dengan mentaati serangkaian peraturan. KasihNya yang meresapi hati itu memberi sentuhan yang memurnikan tabiat yang membentuknya menyerupai tabiatNya sendiri. Pendidikan ini menanamkan martabat sorga dan perasaan kesopanan. Pendidikan itu memaniskan tingkah Iaku dan melembutkan sikap yang tidak pernah dapat diimbangi oleh masyarakat modern yang hanya secara Iahiriah saja.

Kitab Suci memerintahkan supaya bersikap ramah, dan kitab itu mengernukakan banyak uraian tentang roh yang tidak mementingkan diri sendiri, kasih karunia yang penuh dengan sikap lemah lembut, sifat menawan hati, yang memberi ciri-ciri kesopanan sejati. Semuanya ini adalah pantulan tabiat Kristus. Segala kelemahlembutan dan kesopanan sejati di dunia ini, sekalipun di tengah-tengah mereka yang tidak mengakui namaNya, adalah berasal dari Dia. Dan la menghendaki ciri-ciri ini akan dipantulkan dengan sepenuhnya dalam diri anak-anakNya. la bermaksud agar orang-orang melihat keindahanNya dalam diri kita.

Betapa halus dan indahlah cahaya yang bersinar dalam kehidupan Juruselarnat kita setiap hari! Betapa hal yang manis akan mengalir dari hadiratNya!. . . Semua orang, yang di dalamnya Kristus tinggal, akan dikelilingi oleh suatu suasana ilahi. Jubah putih kebersihan mereka itu akan semerbak dengan bau harum dari taman Tuhan.

Hidupku Kini, hal. 193


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *