PERTEMPURAN BESAR

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pada Pertempuran Pertama dalam Perang Saudara di Amerika Serikat, warga dari Washington, D.C., sangat yakin bahwa tentara dari Negara Bagian di Utara akan menang dengan mudah sehingga mereka berpiknik sambil menyaksikan pertempuran dari bukit terdekat.

Itu adalah pertempuran besar pertama dalam Perang Saudara Amerika. Tentara Konfederasi yang terdiri dari 9.000 tentara yang berkemah di Manassas, Virginia, hanya 26 mil di luar ibu kota negara. Dengan 30.000 pasukan Union yang tersedia, Jenderal Irvin McDowell menyusun rencana untuk mendesak Tentara Konfederasi. Kemenangan mudah sudah diantisipasi semua pihak.

Jadi warga Washington, yang yakin akan kekuatan superior Tentara Union, berbondong-bondong pergi ke sebuah bukit di luar ibu kota untuk menyaksikan seraya menyongsong kemenangan. Banyak yang membawa keranjang piknik dengan roti dan anggur dan mengintip melalui kacamata opera untuk melihat lebih dekat medan perang.

Pada pukul 4:30 sore, telegrafer di Washington menyebarkan berita bahwa Union Army telah mencapai kemenangan yang gemilang. Semua merasa lega.

Tapi itu prematur. Arus tekanan berubah secara misterius. Tentara Konfederasi mundur namun menjelang sore, disemangati oleh Jenderal Thomas “Stonewall” Jackson (yang menerima julukannya, hasil dari pertempuran), pasukan konfederasi berhasil mendesak Union Army yang kelelahan dan sepenuhnya memaksa mereka untuk berbalik pulang. Itu adalah pertempuran paling berdarah dalam sejarah Amerika Serikat sampai saat itu, dan itu mengingatkan kedua belah pihak pada kenyataan bahwa Perang Saudara bukanlah urusan yang singkat.

Yesus dengan bijaksana menyatakan “jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan” (Markus 3:25). Namun alam semesta telah berperang selama ribuan tahun—sejak Lucifer memberontak di surga. Pertempuran sudah lama. Sudah banyak korban yang jatuh. Tapi kita bukan hanya pengamat, menonton dari bukit yang jauh. Kita adalah pemain kunci, diundang oleh Tuhan untuk “berjuang” dengan penuh kasih atas nama-Nya.

Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Efesus 6:12.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *