POHON ARA PENCEKIK

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pohon ara tropis kadang-kadang dikenal sebagai pohon yang mematikan karena pertumbuhannya yang tidak biasa. Biji-biji kecil yang melekat dibawa dan disimpan oleh seekor burung yang hinggap di cabang-cabang pohon yang tinggi. Biji lalu bekecambah dengan agresif, bertumbuh dengan cepat dan mulai mengirimkan akar ke bawah dari atas batang pohon inangnya, mencari tanah yang subur di bawahnya. Begitu mereka menemukan tanah, akar ara pencekik dengan cepat membesar.

Di mana akar ara ini saling bersilangan, mereka menyatu, menciptakan kisi di sekitar batang pohon inang. Saat akar tumbuh lebih tebal, mereka bersaing dengan pohon inang untuk mendapatkan sinar matahari dan nutrisi dari tanah. Segera, mereka meremas batang inangnya, memotong aliran getahnya. Lambat laun, pohon inang kelaparan karena pohon beringin memonopoli sinar matahari, air, dan nutrisinya. Akhirnya, pohon inang mati dan membusuk, meninggalkan bagian tengah yang berlubang dengan pohon ara berdiri di tempatnya.

Beberapa pohon beringin membuat “akar udara”—akar yang menjuntai dari dahan hingga mencapai tanah dan menjadi batang kedua untuk pohon yang sama. Satu pohon tertentu di India, yang disebut The Great Banyan, terdaftar dalam Guinness Book of World Records 1985 sebagai pohon terbesar di dunia. Usianya lebih dari 250 tahun dan mencakup area seluas empat hektar. 3.300 akar udaranya membuatnya tampak lebih seperti hutan daripada satu pohon. Pada tahun 1920-an, batang aslinya membusuk dan dihilangkan, tetapi batang tambahan terus memasok semua nutrisi yang dibutuhkannya.

Pada awalnya, benih dosa yang lengkatt bisa tampak kecil dan tidak berbahaya. Namun bila ditoleransi, tentakelnya akan cepat tumbuh. Segera kehidupan rohani orang Kristen mulai kelaparan, dan dosa-dosa tambahan mulai berakar. Akhirnya, orang Kristen itu dicekik sampai mati. Dalam perumpamaan tentang penabur, Yesus memberi tahu murid-murid-Nya bahwa duri yang menghimpit benih yang baik adalah “kekuatiran dunia ini, tipu daya kekayaan, dan keinginan akan hal-hal lain” sehingga firman Tuhan yang ditaburkan di dalam hati orang itu menjadi tidak berbuah (Markus 4:19). Apakah kekuatiran dunia ini mencekik firman Tuhan dalam hatimu?

Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. Markus 4:7.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *