SAAT IMAN ABRAHAM DIUJI OLEH ALLAH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Amazingfacts.id: Saat iman Abraham diuji oleh Allah dalam kehidupannya. Dimana Abraham berumur seratus dua puluh tahun ketika perintah mengerikan dan mengejutkan ini datang kepadanya dalam satu penglihatan di malam hari.

saat perintah itu datang

Ia harus mengadakan perjalanan tiga hari lamanya dan akan memiliki waktu yang cukup untuk merenung. Lima puluh tahun sebelumnya, dengan perintah ilahi, ia telah meninggalkan ayah dan ibunya, sanak saudara dan sahabat, dan telah menjadi seorang peziarah dan seorang asing di negeri yang bukan miliknya.

Ia telah menuruti perintah Allah untuk mengusir putranya Ismael untuk pergi ke padang belantara. Jiwanya tunduk dengan sedih pada perpisahan ini, dan imannya benar-benar dicobai, namun ia berserah karena Allah menyuruhnya.

Abraham tergoda untuk mempercayai bahwa ini hanyalah khayalan. Terpukul oleh rasa sedih, ia tunduk di hadapan Allah dan berdoa sebagaimana belum pernah dilakukan untuk meminta penegasan dari perintah yang aneh ini, meminta terang yang lebih besar kalau ia harus melakukan tugas mengerikan ini.

tanggung jawab

Ia mengingat para malaikat yang diutus kepadanya oleh Allah untuk menghancurkan Sodom dan mereka yang membawa janji bahwa ia akan mendapatkan putra, yakni Ishak yang akan dikorbankan ini.

Ia akhirnya membangunkan Ishak dengan lembut, sambil memberitahunya bahwa ia disuruh Allah untuk memberikan persembahan korban di atas gunung yang jauh, dan bahwa ia harus menemaninya.

Ia memanggil para hambanya dan membuat persiapan yang diperlukan untuk perjalanan panjangnya. Jika ia dapat mencurahkan isi pikirannya kepada Sarah dan mereka bersama-sama menanggung penderitaan dan tanggung jawab itu.

Hal itu mungkin akan melegakan dia; tetapi ia memutuskan bahwa itu tidak akan membantu, karena hati istrinya terikat kepada putranya, dan ia mungkin akan mencegahnya.

awan terang

Ia melangkah menempuh perjalanannya, bersama Setan di sisinya untuk menyarankan pemikiran tidak percaya dan kemustahilan.

Perjalanan pada hari ketiga dimulai. Abraham mengangkat pandangannya ke pegunungan, dan di atas salah satu gunung ia melihat tanda yang dijanjikan.

Ia melihat dengan sungguh-sungguh, dan ya satu awan terang menudungi puncak Gunung Moria.  Ia masih jauh dari gunung itu, tetapi ia melepaskan

beban dari bahu para hambanya dan menyuruh mereka tinggal di tempat sementara ia menaruh kayu itu di atas bahu anaknya, dan dia sendiri membawa pisau dan api.

Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu. Kejadian 22:2.

 

-Suara Hati Nurani, Hlm. 200-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *