SEBAGAI TUNAS DARI TANAH YANG KERING

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Amazingfacts.id: Sebagai tunas yang tumbuh dari daerah tanah yang kering. Orang-orang di zaman Yesus tidak dapat melihat kemuliaan Anak Allah di balik penyamaran kerendahan hati.

penampilan sederhana

Ia “dianggap rendah dan ditolak manusia; seorang yang penuh penderitaan, dan dikenal dengan kesedihan.”

Bagi mereka Ia adalah tunas dari tanah kering, tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga mereka menginginkan Dia.

Kristus menjangkau orang-orang di mana mereka berada. Ia menyampaikan kebenaran sederhana pada pikiran mereka dalam bahasa sederhana dan mudah dipahami. Orang miskin, tak terdidik, dapat memahaminya melalui iman di dalam Dia.

Tidak seorang pun perlu bertanya kepada para doktor terpelajar tentang artinya. Ia tidak membingungkan orang bodoh dengan kesimpulan-kesimpulan misterius atau tidak menggunakan kata-kata terpelajar yang tak biasa yang tak mereka ketahui.

ajaran paling nyata

Guru paling agung yang pernah dikenal dunia adalah yang ajaranNya paling nyata, sederhana, dan praktis.

Meskipun para imam dan rabi meyakinkan diri mereka tentang kemampuan mereka mengajar orang-orang dan bahkan untuk menandingi Anak Allah dalam menguraikan doktrin, Ia menuduh mereka tidak mengetahui Kitab Suci atau tidak mengakui kuasa Allah.

Para imam dan rabi telah mempelajari nubuatan-nubuatan, tetapi mereka gagal menemukan bukti berharga akan kedatangan Mesias, tentang misi dan tabiatNya.

Mereka yang mengaku pantas dipercayai oleh karena kebijaksanaan mereka tidak merasa bahwa Kristus adalah Panglima kehidupan itu.

Para rabi memandang dengan curiga dan jijik terhadap segala sesuatu yang tidak disertai penampilan hikmat duniawi, keagungan bangsa, dan eksklusifitas keagamaan; namun misi Yesus justru untuk menentang semua kejahatan ini, untuk melakukan perubahan dalam iman dan moral.

kemurnian hidup

Ia menarik perhatian kepada kemurnian hidup, roh kerendahan hati, pengabdian kepada Allah dan pekerjaanNya tanpa mengharapkan kehormatan atau upah duniawi.

Ia bersukacita dalam roh saat memandang orang miskin di dunia ini senang menerima pekabaran indah yang Ia berikan. Ia memandang ke surga dan berkata:

“Aku mengucap syukur kepadaMu, Ya Bapa, Tuhan atas langit dan bumi, karena Engkau telah menyembunyikan semua ini dari yang bijaksana dan arif, dan telah menyatakan ini kepada mereka yang tidak berpengalaman.”

Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan Tuhan dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Yesaya 53:2.

 

-Suara Hati Nurani, Hlm.180-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *