bait suci jiwa

 SEBUAH BAIT SUCI BAGI JIWA

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Diubahkan oleh Roh
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, – dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 1 Kor. 6:19, 20.

Kuasa dari atas dan dari luar manusia harus bekerja atasnya, agar bahan yang kukuh dapat dibawa ke dalam pembangunan tabiatnya. Pada bagian dalam pembangunan bait suci jiwa hadirat Allah harus tinggal. “Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut Firman Allah ini: Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku” (2 Kor 6: 16). Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu” (1 Kor 3:16, 17)…

“Karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, (dalam Tuhan, Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Efesus 2: 18-22).

Bukan manusia yang membangun dirinya menjadi tempat kediaman Roh itu, tetapi tanpa kerja sama antara kehendak manusia dengan kehendak Allah, Tuhan tidak dapat berbuat apa-apa. Tuhan adalah Tuan Agung itu, dan manusia harus bekerja sama dengan Pekerja Ilahi, jika tidak, maka bangunan surgawi itu tidak dapat diselesaikan. Semua kuasa berasal dari Allah dan segala kemuliaan harus ditujukan kepada Allah, namun tanggung jawab terletak pada manusia; karena Allah tidak dapat apa-apa tanpa kerja sama dari manusia. – Review, and Herald, 25 Oktober 1892.

Kamu Akan Menerima Kuasa, hlm. 38


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *