SIAPA “ANAK-ANAK ALLAH” YANG DIBICARAKAN DALAM KEJADIAN 6? (BAGIAN 4)

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Oleh karena itu, istilah “anak-anak perempuan manusia” merujuk pada anak-anak manusia yang tidak benar, manusia-manusia yang tidak menyebut nama Tuhan. Dalam perikop ini, “anak-anak perempuan manusia” mengacu pada keturunan Kain dan istrinya.

Adam dan Hawa memiliki dua putra, Kain dan Habel. Setelah Kain membunuh Habel, Allah memberikan Adam dan Hawa seorang putra lagi, Set, yang memiliki anak-anaknya sendiri dan “mulai memanggil nama Tuhan” (Kejadian 4:25, 26). Seperti yang telah kita lihat, mereka yang memanggil nama Tuhan disebut “anak-anak Allah.”

Karena dibuang, Kain menetap “di tanah Nod di sebelah timur Eden. Dan Kain mengenal istrinya, dan dia mengandung dan melahirkan Henokh. Dan ia membangun sebuah kota” (Kejadian 4:16-18). Di sini, sebelum Air Bah, keturunan Kain tinggal di kota-kota dan keturunan Set tinggal di pedesaan. Selama mereka tetap terpisah, anak-anak Tuhan tetap murni dalam keyakinan dan praktik keagamaan mereka.

Namun, akhirnya mereka mulai berbaur. Mungkin putra-putra Allah membutuhkan perbekalan yang dapat diperoleh dengan mudah di kota-kota tempat tinggal putri-putri manusia. Putra-putra Allah dan putri-putri manusia ini menjadi bersahabat satu sama lain, dan segera keturunan Set mulai menikahi keturunan Kain.

Bahkan mungkin saja anak-anak Tuhan melakukan ini dengan niat baik. Mungkin mereka percaya bahwa mereka dapat mempertobatkan putri-putri Kain ini, memperkenalkan mereka kepada Tuhan. Namun, nasihat Allah jelas: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2 Korintus 6:14).

Tuhan tidak ingin anak-anakNya menikah dengan orang yang belum bertobat atau orang yang tidak percaya, bahkan jika mereka memiliki wajah yang cantik, watak yang paling baik, atau keyakinan yang menggebu-gebu pada agama lain. Tidak ada bedanya.

Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak- anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik- cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan- perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. Kejadian 6:1-2.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *