TUJUH ALASAN TIDAK BIASA UNTUK BERSYUKUR

Ayat Menakjubkan
Mari bagikan artikel ini

Oleh Doug Batchelor

Untuk dapat bersyukur ketika sedang dalam keadaan yang baik akan sangat mudah. Jika Anda sedang duduk di sekitar meja yang dipenuhi dengan makanan lezat, rasa syukur lebih mudah mengalir dari hati kita. Ketika anak-anak Anda sehat, pekerjaan Anda stabil, dan hubungan Anda tetap utuh, memuji Tuhan akan lebih mudah.

Tetapi bisakah Anda bersyukur bahkan pada saat-saat yang tidak begitu menyenangkan dalam hidup Anda? Rasul Paulus menasihati, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tesalonika 5:18). Itu sulit ketika rekening bank Anda kosong atau Anda menghadapi penyakit serius.

Alkitab mendorong kita untuk bersyukur atas hal-hal yang kebanyakan dari kita tidak pernah berhenti menganggapnya sebagai berkat. Meskipun kita harus “Jauhilah yang jahat” (Roma 12:9) dan “membenci kefasikan” (Ibrani 1:9), ada lebih banyak manfaat tersembunyi dalam kesulitan kita daripada yang mungkin kita pikirkan.

Bersyukur atas penderitaan. “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu” (Mazmur 119:71). Mengalami situasi yang menyakitkan dapat mendekatkan kita kepada Tuhan. Banyak dari kita lupa untuk melihat ke atas sampai kita jatuh.

Bersyukur atas kesengsaraan. “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33). Dianiaya karena keyakinan seseorang bukanlah hal yang mudah. Namun pencobaan dapat memperkuat pegangan kita di dalam tangan Tuhan.

Bersyukur dalam segala hal. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6). Syukur kepada Tuhan dalam doa menunjukkan kepercayaan kita kepada-Nya. Kita percaya bahwa Ia mendengarkan dan peduli kepada kita.

Bersyukur untuk lembah yang gelap. “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Mazmur 23:4). Bahkan dalam menghadapi kematian, kita dapat mengetahui bahwa kuburan bukanlah tempat peristirahatan terakhir kita. Ada kebangkitan yang dinanti-nantikan.

Bersyukur atas dosa yang diampuni. “Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih” (Lukas 7:47). Yesus berbicara kepada Simon tentang kehidupan Maria yang penuh dosa. Mereka yang telah diampuni karena banyak kegagalan akan lebih menghargai belas kasihan Tuhan.

Bersyukur atas pengorbanan. “Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai!” (Mazmur 107:22). Allah mengasihi orang yang memberi  (2 Korintus 9:7). Orang yang dengan rela mendahulukan Tuhan sedang menimbun harta di surga (Matius 6:19, 20).

Bersyukur dalam kebingungan. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28). Dapatkah Anda bersyukur, bahkan ketika Anda tidak dapat memahami beberapa keadaan yang Anda hadapi? Yesus mendorong murid-murid-Nya untuk percaya kepada-Nya ketika mereka tidak dapat memahami penderitaan-Nya, “tetapi kamu akan tahu sesudah ini” (Yohanes 13:7).


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *