TYPHOID MARY

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Mary Mallon, juga dikenal sebagai Typhoid Mary, adalah seorang imigran Irlandia yang sehat yang pertama kali merupakan pembawa demam tifoid, yang diketahui di Amerika Serikat. Dia lahir di Irlandia pada tahun 1869 dan berimigrasi sendirian ke AS pada tahun 1883 ketika dia baru berusia 15 tahun. Dia tampaknya terjangkit demam tifoid di pada satu tempat tetapi hanya menderita kasus ringan, cukup tahan terhadap bakteri sehingga tampak sehat tetapi masih sangat mampu menyebarkan penyakit kepada orang lain. Mary suka memasak, jadi dia memperoleh pekerjaan antara tahun 1900 dan 1907 di rumah-rumah pribadi di sekitar Kota New York sebagai tukang masak rumah tangga.

Saat memasak di sebuah rumah di Mamaroneck, New York, hanya kurang dari dua minggu, keluarga di rumah tersebut terserang penyakit tipus. Dia kemudian bekerja di Manhattan pada tahun 1901, dan anggota keluarga itu menderita tifus, lalu meninggal. Pada tahun 1904, dia mendapat pekerjaan lain di Long Island. Dalam dua minggu, empat dari 10 anggota keluarga, dirawat di rumah sakit karena tifus. Dia berganti pekerjaan, dan tiga rumah tangga lainnya terinfeksi. Rupanya, penyakit ini sering ditularkan melalui resep favorit Mary, makanan penutup yakni es buah persik.

Setelah penyelidikan yang cermat, George Soper mengidentifikasikan Mary sebagai pembawa bakteri. Tetapi Mary dengan keras kepala menolak untuk percaya bahwa seseorang yang tidak sakit dapat menyebarkan penyakit dan menolak untuk dites. Departemen Kesehatan Kota New York mencoba berunding dengan Mary, tetapi dia yakin bahwa hukum telah secara pandang bulu menganiaya dia karena dia adalah seorang imigran Irlandia kelas pekerja. Diperlukan beberapa petugas polisi untuk menahannya. Inspektur kesehatan Kota New York mengujinya dan mengonfirmasi bahwa dia adalah kasus langka pembawa bakteri yang sehat. Jadi mereka mengisolasi dia selama tiga tahun di rumah sakit.

Kemudian dia dibebaskan dengan syarat dia tidak boleh bekerja dalam bidang yang berhubungan dengan makanan. Namun, pada tahun 1915 dia kembali memasak, di rumah sakit di New York, dan menginfeksi 25 orang, dua di antaranya meninggal. Otoritas kesehatan masyarakat kembali menangkap dan mengurung Mary, dia karantina selama 23 tahun sisa hidupnya. Ketika dia meninggal pada tahun 1938 karena pneumonia, otopsi mengungkapkan bahwa dia masih aktif mengidap tifus. Pada akhirnya dia telah menginfeksi sedikitnya 51 orang dengan penyakit tersebut, tiga di antaranya meninggal.

Alkitab juga mengajarkan tentang seorang wanita yang dengan sengaja menyebarkan ajaran palsu yang mematikan. Yohanes menulis bahwa wanita itu “di tangannya ada sebuah cawan emas penuh kekejian” (Wahyu 17: 4). Kita dapat menghindari infeksi dosa jika kita hanya minum air kehidupan yang murni.

Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.

Wahyu 17:4

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *