YAKINLAH BAHWA YESUS DAPAT MENYUCIKAN KITA (2)

Belajar Firman Mengenal Yesus
Mari bagikan artikel ini

  1. Pelepasan Bangsa Israel Dari Perhambaan Mesir

Pelepasan bangsa Israel dari perhambaan Mesir dibuka dengan pencurahan tulah yang ke-10. Apakah perintah Tuhan kepada bangsa-Nya itu? Apakah bangsa itu diperintahkan untuk segera berangkat dan mencari jalan pelepasan itu dengan pikiran mereka sendiri sesuai dengan kekuatan dan akal budi yang ada pada mereka? Sama sekali tidak. Bangsa Israel telah diperintahkan untuk menunggu pernyataan kuasa Allah di dalam rumah kediaman mereka masing-masing. Pada tengah malam, kuasa pelepasan Allah itu akan mereka lihat.

Namun, mereka tidak diminta untuk menunggu di dalam rumah-rumah mereka dengan santai. Israel telah diminta untuk menunggu dalam keadaan siap lari. Pakaian harus dikenakan dan sepatu harus dipakai. Domba korban harus di persembahkan dan darah domba itu harus dibubuhkan pada kedua sisi dan ambang pintu. Dalam keadaan menunggu dan siap lari itu, mereka diharuskan memakan daging dari pada domba atau kambing korban itu dengan cepat-cepat. Artinya, mereka tidak boleh makan dengan cara yang santai. Di samping itu, mereka harus memakan daging korban itu dengan ”roti yang tidak beragi dan sayur pahit” (Keluaran 12:8).

Apakah maknanya semua ini bagi kita yang akan dilepaskan oleh Allah dari keadaan suam-suam kuku kita?

Kita tidak boleh berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeraman setan dengan cara-cara kita sendiri. Kita harus menunggu pelepasan yang akan di datangkan oleh Tuhan sendiri. Tuhan telah menentukan saat pelepasan kita; yaitu pada tengah malam.

Tengah malam adalah ibarat saat yang tergelap dalam dunia ini; yaitu saat yang tersulit bagi umat Allah.

“Umat Allah akan di kelilingi musuh-musuh yang telah bertekat untuk memusnahkan mereka.” Great Controversy, hal. 619.

“Adalah perlu bagi mereka untuk dimasukkan ke dalam dapur api; keduniawian mereka harus dibakar habis, agar peta Kristus dapat dipantulkan dengan sempurna.” – Great Controversy, hal.. 621.

Setiap umat percaya harus diubah oleh Allah dan diciptakan kembali sebagai orang-orang saleh. Hanya kuasa-Nya dan cara-Nya saja yang dapat menghasilkan kesalehan tersebut! “Adalah pada saat kegelapan tengah malam Allah akan menyatakan kuasa-Nya bagi pelepasan umat-Nya.” —  Great Controversy, hal. 636.

Adalah jelas sekali bahwa pelepasan bangsa Israel dari perhambaan Mesir mempunyai persamaan yang dekat sekali dengan pelepasan umat Allah dari kuasa setan pada penutup sejarah dunia ini.

Apakah, kalau begitu, yang harus kita lakukan pada saat kita menunggu melihat pernyataan kuasa-Nya bagi pelepasan kita? Instruksi Tuhan kepada umat-Nya adalah jelas sekali :

  1. Kita harus menunggu dalam keadaan siap siaga dan tidak tidur.
    Ini berarti bahwa kita harus berjaga-jaga seperti anak-anak dara yang lampunya tetap menyala dikarenakan persediaan minyak yang telah mereka bawa (Matius 25:1-13). Pada saat tengah malam – yaitu saat mana mempelai laki-laki itu (Yesus) keluar dari kaabah sorga dan pintu kasihan kemudian ditutup-Nya – dan karena kesiap-siagaan mereka, mereka telah didapati setia dan layak untuk mengikuti mempelai itu.
  2. Kita harus membakar daging domba persembahan itu, memakannya dengan cepat-cepat disertai roti yang tidak beragi dan sayur pahit.
    Pada saat berjaga-jaga ini, kita harus kembali menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi kita. Ini berarti bahwa kita tidak boleh lagi menyangka bahwa kita mempunyai andil dalam keselamatan kita melalui usaha-usaha dan kebaikan kita sendiri, melainkan harus sepenuhnya menyadari bahwa keselamatan kita adalah 100% suatu pemberian dari Kristus yang akan kita terima berdasarkan iman kita pada pengorbanan-Nya. Iman ini akan diberikan kepada kita, manakala kita makan dengan cepat-cepat “daging korban” yang telah kita bakar dengan api. Artinya, kita harus menyelidiki Alkitab bukan lagi secara santai untuk mengisi pengetahuan bagi otak kita, tetapi harus dengan tuntunan dan urapan Roh suci, yang menentukan bagi mati atau hidup kita!! Roti yang tidak beragi dapat diartikan sebagai kebenaran Yesus Kristus yang murni, dan sayur pahit dapat diartikan sebagai cara makan (bagi kebutuhan badani maupun rohani) dengan kesadaran bertarak. Makan tidak boleh secara sembarangan dan belajar Alkitab pun tidak boleh diperlakukan secara sembarangan.
    “Kita harus melakukan penyelidikan ini ……. dengan hati yang penuh penyesalan karena dosa.” – 1 Selected Messages, 244.
  3. Kita harus membubuhkan darah domba persembahan itu di kedua sisi dan ambang atas pintu kedua rumah kita.
    Kita harus berdiam di dalam rumah. Ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh mengabarkan Injil. Kristus tidak pernah mengeluarkan perintah seperti itu. Sebaliknya kita tidak boleh sekali-kali berpegang pada pendapat kita sendiri, yang akan menghasilkan kedatangan Yesus kedua kali! Rumah di mana kita harus berdiam, adalah diri kita sendiri yang merupakan kaabah Roh Kudus. Ini berarti bahwa kita harus membenahi rumah Roh Kudus itu, dan caranya membenahi rumah itu adalah dengan membubuhkan darah Kristus di pintu masuknya. Rumah Roh Kudus itu (kita) hanya akan menjadi Suci atau SALEH, apabila kita membubuhkan darah Kristus di pintu masuknya. Dengan lain kata, kita hanya akan menjadi SALEH apabilla kita menggantungkan KESALEHAN itu pada kuasa Allah sesuai dengan segala rencana dan caraNya.
  1. Teladan Dari Seorang Ibu Kafir

“Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: ‘Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.’  Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepadaNya: ‘Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.’  Jawab Yesus: ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.’  Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah dia sambil berkata: ‘Tuhan, tolonglah aku.’  Tetapi Yesus menjawab: ‘Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.’ Kata perempuan itu benar: ‘Benar Tuhan, namun anjing itu makan dari remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.’  Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: ‘Hai ibu, besar imanmu,  maka jadilah kepadamu seperti yang aku kehendaki.’  Dan seketika itu juga anaknya sembuh.”  Matius 15:21-28.

Bangsa Israel, sebagai umat pilihan Allah, bahkan murid-murid Yesus, sebagai murid-murid yang telah dipilih oleh Yesus sendiri, harus belajar dari seorang ibu kafir yang telah dianggap sebagai orang yang tidak mempunyai arti untuk hidup dalam dunia ini.

Ibu kafir itu tidak mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari seekor anjing di mata bangsa Israel bahkan murid-murid Yesus sendiri. Ibu itu hanya layak untuk diusir dan disuruh pergi. Ibu itu tidak layak untuk bergabung dengan bangsa, bahkan murid-murid yang sudah dipilih. Namun Yesus memuji iman wanita itu.

Haruskah kita belajar dari orang-orang berdosa yang  berada di sekeliling kita? Haruskah kita belajar dari orang-orang buangan yang berada di antara kita?

Jalan Allah adalah jalan yang sama sekali tidak dapat kita terka arahnya kecuali kita bersedia untuk melihat sebagaimana Yesus telah melihat. Yesus memiliki hati setiap orang. Yesus tidak perlu diajar oleh kita untuk mengetahui bahwa tidak ada seorang pun diantara kita yang boleh dianggap-Nya baik. Walaupun begitu Yesus mengetahui hati yang mana di antara yang tidak baik tersebut masih mengandung unsur-unsur kerendahan yang dapat diolah-Nya.

Wanita kafir dalam Matius 15 telah mengajar kita apakah iman yang sejati itu. Iman yang sejati adalah iman yang tidak dapat dibelok-belokkan walaupun segala sesuatu nampaknya menentang kita. Iman seperti ini tidak dapat diteorikan. Iman seperti ini hanya dapat tumbuh manakala firman Allah diterima dengan seksama oleh ajaran Roh. Iman ini hanya timbul manakala kita mau dengan rendah hati diajar dan menerima pelajaran untuk bergantung sepenuhnya pada Ilahi. Inilah iman yang diajarkan Kristus kepada kita. Kemanusiaan harus menyatu dengan ke-Ilahian sepenuhnya.

By SKA

Artikel sebelumnya YAKINLAH BAHWA YESUS DAPAT MENYUCIKAN KITA (1)


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *