CORONA VIRUS DAN AKHIR ZAMAN

Berita AFI
Mari bagikan artikel ini

Oleh Gary Gibbs

Sebuah artikel di Financial Times mengisyaratkan bagaimana respon dunia terhadap pandemi coronavirus dapat memfasilitasi nubuatan kitab Wahyu mengenai tanda binatang:

“Banyak tindakan yang dilakukan pada saat darurat jangka pendek akan menjadi peralatan tetap kehidupan kita. Itu adalah sifat dari keadaan darurat. Mereka mempercepat proses sejarah. Membutuhkan waktu bertahun-tahun membuat keputusan di situasi normal namun saat ini disahkan dalam hitungan jam. Teknologi yang tidak matang dan bahkan berbahaya diputuskan untuk digunakan, karena dianggap risiko akan lebih besar jika tidak melakukan sesuatu.” 1

Sementara penulis berita tersebut tidak mengulas pokok bahasan Alkitab, prinsip “mempercepat proses” adalah pusat dari penggenapan nubuatan Alkitab. Saat ini banyak orang bahkan bertanya-tanya apakah pandemi seluruh dunia ini adalah peristiwa yang mempercepat penggenapan nubuatan yang memimpin kita kepada masa yang digambarkan dalam Wahyu pasal 13, dimana orang akan diperintahkan untuk melaksanakan bentuk penyembahan yang bertentangan dengan hukum Allah.

Mungkinkah peristiwa yang kita alami saat ini menjadi perwujudan dari apa yang diprediksi oleh satu penulis mengenai akhir zaman? “Perubahan besar akan segera terjadi di dunia kita, dan gerakan terakhir akan menjadi cepat.”2

Mereka Melihat

Berbagai sumber berita telah melaporkan bahwa perjalanan pribadi kita sedang dipantau dari jarak jauh untuk memahami penyebaran virus.3 Supaya pergerakan Anda dapat direkam terus-menerus adalah berkaitan dengan nubuatan, sebab teknologi tersebut dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang mematuhi hukum “menyembah binatang itu.” Sebuah analisis data sederhana pelacakan dapat memberitahu pihak penguasa/berwenang apakah Anda pergi ke gereja atau tidak (Wahyu 13:12). Pemerintah akan menghukum dengan larangan jual beli (ekonomi) atau lebih buruk bagi si pelanggar (Wahyu 13:15).

Bahkan kalau kita lihat saat ini, negara-negara melacak kepatuhan terhadap aturan tinggal di rumah selama pandemi. Di Amerika Serikat, 97 persen populasi masyarakat telah diperintahkan untuk tidak pergi ke mana pun kecuali untuk alasan yang paling penting. Ketidaktaatan akan mengakibatkan “hukuman perdata atau pidana.”5 Pelanggar di Australia Barat akan dikenakan denda A$ 50.000 ($ 32.000 USD). Bagi warga negara yang melaporkan tetangganya yang tidak patuh akan diberikan uang insentif.7

Pandemi ini menunjukkan bahwa pihak berwenang memiliki kemampuan dan kemauan secara hukum mencegah orang untuk bergerak, membeli dan menjual, atau beribadah kepada Tuhan di gereja.8 Jelas, teknologi ini tersedia untuk memungkinkan akan tindakan pemaksaan sesuai prediksi kitab Wahyu 13.

Masyarakat Tanpa Uang Tunai

Gabungkan ini dengan pertanyaan yang diajukan dalam artikel Bloomberg Tax baru-baru ini, Mengapa Tanpa Uang Tunai Adalah Nilai Tambah Saat Pandemi-“Apakah kita masih membutuhkan uang tunai?” Ini bukan rencana yang baru.

Saya ingat Presiden Ronald Reagan berjuang mencari cara untuk menghentikan bisnis narkoba. Sebuah langganan buletin keuangan sekuler saya pada saat itu melaporkan bahwa seseorang di Kabinet Reagan menyarankan agar dia dapat menghentikan perdagangan ilegal dengan cara menyingkirkan uang tunai dari masyarakat. Sebagai jawaban, anggota kabinet lainnya menyindir, “Seperti tanda binatang itu? Ruangan itu kemudian menjadi sunyi sepi sejenak, lalu presiden mengabaikan topik itu dan beralih ke pokok agenda berikutnya.

Saat ini, transaksi tanpa uang tunai telah berkembang dari saran yang menakutkan menjadi kenyataan yang nyaman dan mudah. Di Swedia, saat ini dianggap sebagai masyarakat tanpa uang tunai di dunia, 80 persen belanja dilakukan secara elektronik.10 Bahkan negara-negara di Afrika menggunakan mata uang elektronik — lebih dari 75 persen orang dewasa di Kenya menggunakan layanan dompet ponsel.11 Bank Central China mengumumkan awal tahun ini bahwa mereka siap untuk menguji mata uang digital.12

Para pendukung rencana masyarakat tanpa uang tunai melihat pandemi ini sebagai peluang. Mereka menunjukkan bahwa bank sentral China mengeluarkan uang yang mereka duga terkontaminasi.13 Mungkin, seperti yang dikemukakan Bloomberg Tax, bahwa pandemi ini akan menjadi peristiwa yang mempercepat situasi. “Ketakutan tertular virus dapat mempercepat tren umum supaya menggunakan pembayaran digital, menurut Bank of International Settlements.”14

Ada banyak alasan praktis bagi masyarakat tidak lagi menggunakan uang tunai melebihi alasan pandemi ini. “Bagi pemerintah, menyingkirkan uang tunai akan memotong biaya percetakan dan distribusi dan membuatnya lebih mudah untuk menindaklanjuti penggelapan pajak dan perdagangan narkoba. Toko dapat menghemat biaya penanganan uang tunai, mengurangi pencurian, dan mungkin mendapatkan lebih banyak penghasilan.”15

Sementara menyingkirkan uang tunai mungkin solusi praktis untuk masalah perbankan dan bisnis, namun sumber sekuler memperingatkan bahwa masyarakat tanpa uang tunai bisa dengan mudah memimpin kepada tirani, seperti yang diprediksi sebagai tanda binatang. “Para Kritikus mengatakan jika ekonomi berbasis digital saja, maka pemerintah dan bank dapat mengendalikan kehidupan finansial Anda, membuat Anda tidak mempunyai uang hanya dengan cara begitu mudah.”16

Apakah Ini sudah Akhir?

Dengan hampir tidak ada protes, lebih dari sepertiga populasi dunia dengan cepat di lockdown.17 Orang-orang melepaskan hak sipil mereka untuk berkumpul, privasi, dan bahkan untuk mencari nafkah. Jika seseorang merencanakan sebuah contoh peristiwa kitab Wahyu membawa orang-orang kepada garis nubuatan, itu mungkin tampak seperti ini. Satu-satunya hal yang hilang adalah sebuah hukum yang memerintahkan orang-orang harus menyembah.

Jadi…apakah ini akhir?

Sementara pandemik ini bisa menjadi sebuah peristiwa yang mempercepat, itu tidaklah berarti akhir sudah dekat. Ingat, tanda binatang itu menyangkut penyembahan yang dipaksakan. Dan ini bukan elemen yang muncul saat pandemik ini. Bagaimanapun, kitab Wahyu memprediksi bahwa situasi akan berubah secara dramatis dan bahwa ibadah akan diatur suatu hari nanti. Apa peristiwa yang bergerak dengan cepat akan menjadi katalis siapa pun bisa menebak itu.

Dalam pengertian yang praktis, bukan perkara yang ada di masa depan yang menjadi fokus kita yang begitu besar, namun perkara yang terjadi sekarang. Orang-orang kehilangan pekerjaan, tagihan menumpuk, dan kekejaman virus ini merampok kita dari orang yang kita cintai. Namun, masa depan yang tidak pasti membayangi sehingga kita menjadi cemas, kita bisa meraih tangan dari Satu-satunya orang yang akan menyelamatkan kita melalui badai ini. Kata-kata jaminan-Nya, “Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau” (Yesaya 43:1, 2).

  1. Harari, Yuval Noah. “Yuval Noah Harari: the world after coronavirus.” Financial Times.(March 20, 2020).
  2. White, Ellen. Testimonies for the ChurchVolume 9, page 11. (1909)
  3. See for example: GOOGLE IS TRACKING PEOPLE’S MOVEMENTS IN THEIR COMMUNITIES DURING THE CORONAVIRUS PANDEMIC
    Apple using Maps data to show if people are social distancing during coronavirus outbreak
    Using Location Data to Map People’s Movements, Social Distancing Efforts, and the Spread of COVID-19
    Google will release maps data ‘mobility reports’ to show people’s movements in coronavirus pandemic
  4. Secon, Holly; Aylin Woodward. “About 95% of Americans have been ordered to stay at home.” Business Insider. (April 7, 2020).
  5. Pearl, Betsy; Lee Hunter; Kenny Lo; Ed Chung. “The Enforcement of COVID-19 Stay-at-Home Orders”. American Progress. (April 2, 2020).
  6. BBC News. “Coronavirus: How are lockdowns and other measures being enforced?”. (March 17, 2020).
  7. Ruiz, Michael. “De Blasio: New Yorkers can report social distancing violations by texting photos to authorities.” Fox News. (April 18, 2020).
  8. Dallas, Kelsey. “Yes, the government can force churches to close. Here’s why”. Deseret News. (March 21, 2020).
  9. Bloomberg Tax. “Why Going Cashless Has Added Value in Pandemic Age: QuickTake.” (April 15, 2020).
  10. Sweden/Sverige. “Sweden—The First Cashless Society?” (September 11, 2019).
  11. Horsley, Scott. “China to Test Digital Currency. Could It End Up Challenging the Dollar Globally?” NPR. (January 13, 2020).
  12. Horsley, Scott. Ibid.
  13. Yeung, Jessie. “China is disinfecting and destroying cash to contain the coronavirus.”  CNN. (February 17, 2020).
  14. Bloomberg Tax. Ibid.
  15. Bloomberg Tax. Ibid.
  16. Bloomberg Tax. Ibid.
  17. Buchholz, Katharina. “What Share of the World Population Is Already on COVID-19 Lockdown?” Statista. (April 3, 2020).


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *