IMAN ABRAHAM DIUJI (BAGIAN KEDUA)

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Amazingfacts.id: Apakah iman Abraham berkuasa ketika diuji? Keputusan apa yang akan dia ambil sehubungan dengan tanggung jawab serta disisi lainnya adalah rasa cintanya kepada anaknya?

semakin dekat

Tatkala semakin mendekati gunung, “berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?”

Kata-kata meluluhkan hati ini, “Bapa,” menusuk hatinya yang mengasihi, dan sekali lagi ia berpikir, Oh! Seandainya, Aku yang sudah tua boleh mati menggantikan Ishak.

Ishak membantu ayahnya membangun mezbah. Bersama-sama mereka menaruh kayu, dan persiapan pekerjaan terakhir untuk korban sudah dilakukan. Dengan bibir gemetar dan suara bergetar, Abraham menyatakan kepada putranya pesan yang Allah berikan padanya.

Ishaklah korbannya, domba yang akan disembelih. Kalau saja Ishak memilih untuk melawan perintah ayahnya, tentu ia sudah melakukannya, karena ia sudah cukup dewasa; namun ia sudah demikian banyak belajar tentang Allah sehingga ia memiliki iman sempurna dalam janji-janji dan persyaratanNya.

tanda istimewa

Ia menghibur ayahnya dengan meyakinkannya bahwa Allah memberikan kehormatan atas dirinya dalam menerima dia sebagai korban, bahwa dalam permintaan ini ia tidak melihat kemarahan dan ketidaksenangan Allah.

Tetapi di sini ia melihat tanda istimewa bahwa Allah mengasihi dia, sehingga Allah meminta dia untuk diserahkan sebagai korban. Ia mendorong tangan ayahnya yang lemas untuk mengikat tali-tali yang akan menahannya di atas mezbah.

Kata-kata kasih yang mengharukan diucapkan oleh ayah dan anak, air mata kasih sayang yang mengharukan antara ayah dan anak dicucurkan, pelukan terakhir diberikan, dan sang ayah menarik putra kesayangannya ke dadanya yang sudah tua untuk terakhir kalinya.

korban sesungguhnya

Tangannya diangkat, memegang erat alat kematian yang akan mencabut nyawa anaknya, ketika tiba-tiba tangannya tertahan.  “Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan yang tanduknya tersangkut dalam belukar.”

Bapa surgawi kita menyerahkan Putra yang disayangiNya untuk menderita di salib. Banyak sekali malaikat menyaksikan penghinaan dan penderitaan jiwa Putra Allah itu tetapi tidak diizinkan untuk menahan sebagaimana dalam peristiwa Ishak.

Tidak ada suara terdengar untuk menahan pengorbanan itu. Putra kesayangan Allah, Penebus dunia, dihina, diejek, dicemooh, dan disiksa sampai Ia menundukkan kepalaNya dalam kematian.

Bukti yang lebih besar apa lagi yang dapat diberikan Dia yang Kekal kepada kita tentang kasih dan belas kasih ilahiNya?

Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku. Kejadian 22:8.

 

-Suara Hati Nurani, Hlm. 201-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *