KEKAYAAN SEJATI

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pada tahun 1800, sekitar 90 persen orang Amerika adalah petani. Pada tahun 1900, jumlah itu turun menjadi sedikit di atas 40 persen. Saat ini, hanya sekitar dua persen orang Amerika adalah petani.

Petani kaya dalam perumpamaan Yesus tampaknya tidak puas atau tidak bersyukur atas kekayaan yang dimilikinya. Dia ingin lebih. Dia tidak menunjukkan kepedulian terhadap orang lain. Dia mementingkan diri sendiri dan mendambakan kehidupan yang mewah dan mudah. Yang paling tragis, dia tidak menunjukkan minat pada Tuhan yang telah memberkati dia dengan begitu banyak berkat.

Yesus berkata, “Hidup seseorang tidak terdiri dari kelimpahan akan hal-hal yang dia miliki.” Tidak ada masa depan dalam kehidupan yang tamak. Harta apa pun yang berhasil dikumpulkan oleh orang yang tamak mungkin memberinya rasa aman yang palsu, ilusi bahwa ia tidak terkalahkan. Tapi kekayaan tidak bisa melindunginya dari bencana, mereka tidak bisa menyelamatkan hidupnya, dan mereka tidak bisa memberinya sukacita abadi atau masa depan yang kekal.

Kekayaan sejati tidak ditemukan bila hidup terpisah dari Tuhan. Kehidupan rohani adalah yang paling penting. Hanya Tuhan yang dapat memberi kita harta kehidupan yang kekal bersama-Nya di kerajaan rahmat-Nya.

Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” Lukas 12:15-21.

Kata-Nya lagi kepada mereka: Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu. Lukas 12:15.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *