“Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” Kolose 3:17.
Satu dari banyak kesalahan yang dibuat oleh orang Kristen adalah membagi waktu mereka menjadi “suci” dan “sekuler.” Di waktu yang suci, mereka berpikir, Tuhan dekat, dan perilaku kita harus memantulkan kehadirat-Nya. Tetapi di waktu sekuler, entah bagaimana, Tuhan disingkirkan, dan tindakan kita muncul dengan karakter yang berbeda.
Tetapi Paulus menceritakan kepada kita bahwa apapun yang kita lakukan—kapanpun, dimanapun—dilakukan dalam nama Tuhan Yesus Kristus, dilakukan dengan ucapan syukur. Itu dilakukan dalam kasih karunia.
Beribadah bukanlah urusan satu hari dalam seminggu. Ketika oleh Roh kita menguasai seni dari kehidupan dalam kasih karunia, semua dari kehidupan adalah ibadah. Pekerjaan kita adalah ibadah. Jika Yesus datang kepada kita di dunia ini dan kita ingin membawa Dia ke gereja kita, mungkin Dia akan berkata, “Tidak; bawa Saya ke tempat dimana kamu bekerja.”
Seorang teman membagikan kepada saya sebuah kutipan. Meskipun di dalamnya tidak menyebut Tuhan, itu adalah kumpulan kebijaksanaan yang saya cari:
“Seorang tuan dalam seni kehidupan
Tidak menarik perbedaan tajam antara
pekerjaannya dan permainannya,
kerja kerasnya dan waktu luangnya,
pikiran dan tubuhnya,
pendidikannya dan rekreasinya.
Dia nyaris tidak tahu yang mana.
Dia hanya mengejar kualitas yang tinggi akan visinya
melalui apa pun yang dia lakukan,
dan membiarkan orang lain untuk menentukan
apakah dia bekerja atau bermain.
Untuk dirinya sendiri dia selalu
tampak melakukan keduanya.”
Betapa lebih banyak lagi hal ini menjadi kebenaran jika Allah adalah pusat kehidupan kita! Ketika kita hidup dalam kasih karunia, semua kehidupan, baik bekerja atau bermain, akan diubahkan.
