MENURUT KASIH SETIA-MU

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! (Mazmur 51:3)

Seorang narapidana memperoleh remisi, antara lain karena ia dianggap berkelakuan baik selama berada di dalam penjara. Kebaikan membuahkan pengurangan hukuman. Anugerah Allah bekerja sebaliknya. Dia mencurahkan anugerah justru karena kita durhaka dan tidak mampu memperbaiki diri dengan kekuatan sendiri.

Daud sangat menyadari hal ini. Ketika berzina dengan Batsyeba, ia sedang berada di puncak kejayaan sebagai raja Israel. Bangsanya mengenalnya sejak ia menjadi pahlawan kecil yang secara mengejutkan menumbangkan raksasa Goliat. Selanjutnya ia memimpin pasukan Israel ke dalam berbagai kemenangan sehingga ia dielu-elukan oleh rakyat. Ketika akhirnya menjadi raja, ia juga mencatat prestasi mengesankan: mengembalikan tabut Allah yang dirampas bangsa Filistin ke Yerusalem, meraih sekian banyak kemenangan militer, dan menunjukkan kebaikan yang tulus kepada Mefiboset.

Namun, saat bertobat dari dosanya, ia tidak mengutip satu pun pencapaian itu sebagai senjata untuk “merayu” Allah agar mengurangi hukuman-Nya. Sama sekali tidak. Menarik dicatat pula, ia hanya berseru, “ya Allah” bukan “ya Allahku”. Ia menyadari betapa parah dosa merusak hubungannya dengan Allah. Maka, ia hanya meminta belas kasihan, kasih setia, dan rahmat Allah Yang Mahabaik. Kebaikannya selama ini tidak berguna untuk meringankan dosa; hanya anugerah Allah yang sanggup mengampuni dan menebusnya.

Anda bergumul dengan suatu pelanggaran, dan merasa harus melakukan perbuatan baik tertentu untuk menebusnya? Berhentilah bergumul seperti itu. Ikutilah teladan pertobatan Daud.

Dosa tidak dapat diringankan oleh perbuatan baik namun dapat dihapuskan oleh anugerah Allah.

Pdt. Sonny Situmorang – Let Your Light Shine, hlm. 234

Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *