PASUKAN PECUNDANG

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

“Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku” (Lukas 12:6).

Tubuhnya cacat dan hancur dalam rohani, orang ini berada dalam pemandangan yang menyedihkan. Buta, pincang, dan lumpuh … Di tengah kerumunan orang-orang cacat, dia memiliki kasus yang paling tidak berpengharapan. Sebab sudah 38 tahun penyakit melumpuhkan tubuhnya. Dia terbaring lemah, hari demi hari, menunggu keajaiban.

Kisah dalam Yohanes pasal lima ini adalah salah satu kisah yang paling aneh dalam Alkitab. Khususnya ayat 4: “Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.”

Tidak terdapat penjelasan tentang ayat ini. Apakah Tuhan bekerja dengan cara demikian, yaitu memberikan kesembuhan kepada seseorang yang menyikut orang disampingnya agar dapat mencapai kolam terlebih dahulu? Seluruh gagasan ini secara langsung bertentangan dengan kasih karunia.

Faktanya, naskah lama tidak memiliki ayat ini, itulah sebabnya Anda tidak akan menemukannya dalam kebanyakan alkitab terjemahan modern. Menariknya, Ellen White, saat mengomentari perikop ini, mengungkapkan bahwa hal itu ialah berdasarkan “kepercayaan umum” seorang malaikat turun dan menggoncangkan air (The Desire of Ages, p. 201). Tentang air yang bergerak dari waktu ke waktu tidak diragukan kebenarannya, tetapi penyebabnya mungkin saja berasal dari mata air bawah tanah.

Ketika Yesus melihat orang sakit terbaring di tepi kolam, Dia bertanya kepadanya, “maukah engkau sembuh?” Alih-alih menjawab “ya!” pecundang klasik ini hanya bisa menjawab, “tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu … orang lain sudah turun mendahului aku.”

Sebenarnya dia tidak meminta untuk disembuhkan. Dia tidak memiliki iman. Dia bahkan tidak tahu nama Yesus.

Tetapi Yesus menyembuhkannya. “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan laki-laki itu langsung sembuh. Dia mengambil tilamnya dan berjalan.

Yesus mengasihi pecundang. Kasih karunia berarti bahwa kasus-kasus yang paling tanpa harapan—orang-orang dalam kondisi menyedihkan dan putus asa sehingga membuat mereka tidak dapat meminta bantuan—menemukan kehidupan baru.

Surga akan dipenuhi dengan pasukan pecundang. Seperti anda dan saya.

Ps. William G. Johnsson – Yesus, Hati yang Penuh Kasih Karunia / Jesus a Heart Full of Grace, pg. 40

Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *