PENCIPTAAN: MEMBENTUK DUNIA (3)

Belajar Firman Pendalaman Alkitab
Mari bagikan artikel ini

LANGIT SEBAGAI BATAS (Langit Diciptakan)

Selimut bumi. Kitab Kejadian melanjutkan penuturannya tentang Penciptaan dengan mengatakan, “Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.’ Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua” (Kej. 1:6-8). Kata asli (Ibrani) yang diterjemahkan dengan cakrawala di sini adalah רָקִיעַ, raqiya, sebuah kata-benda maskulin yang secara harfiah berarti permukaan terluar.

Dalam pemahaman kita tentang langit, itu terdiri atas tiga bagian: langit pertama di mana terdapat atmosfer yang melingkupi bumi kita ini; langit kedua adalah angkasa luar di mana terdapat berbagai benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang-bintang, galaksi; langit ketiga adalah surga atau tempat di mana Allah bertakhta dan tempat tinggal malaikat-malaikat suci.

Cakrawala adalah atmosfer yang membungkus planet kita ini seperti sebuah selimut raksasa dengan ketebalan antara 350-800 Km dari permukaan bumi, tergantung pada aktivitas matahari, namun hanya sebagian kecil saja dari ketebalan atmosfer ini yang secara langsung bermanfaat untuk menopang kehidupan di bumi sedang selebihnya adalah gas yang tidak menopang kehidupan. Tapi meskipun sebagian besar dari ketebalan atmosfer atau langit pertama ini tidak menopang kehidupan di bumi, namun lapisan yang lebih tebal itu berfungsi sebagai pelindung kehidupan di bumi dari ancaman materi-materi luar angkasa seperti bebatuan dan serpihan-serpihan yang kerap disebut “sampah ruang angkasa”(space junk) yang bertubi-tubi menghantam planet kita ini.

Langit pertama. Kita menyebut lapisan atmosfer sebagai langit pertama ini terbagi ke dalam lima lapisan.

  • Lapisan pertama disebut “troposfer”yang ketebalannya adalah sekitar 9 Km di bagian kutub dan 17 Km di bagian khatulistiwa (sering disebut sebagai lapisan udara), yaitu bagian yang sangat penting dalam menopang kehidupan di bumi untuk pernafasan dan proses fotosintesis, dengan kandungan gas utama adalah nitrogen (78%) dan oksigen (21%) serta argon dan karbon dioksida dalam jumlah sangat kecil. Troposfer juga dikenal sebagai Zona Cuaca oleh karena apa yang terjadi pada lapisan ini mempengaruhi keadaan cuaca di permukaan bumi, sebuah kajian ilmu yang disebut meteorologi.
  • Lapisan kedua adalah “stratosfer”yang langsung menyambung dari puncak troposfer ke atas hingga setebal 51 Km dari permukaan bumi. Pada bagian stratosfer inilah terdapat apa yang kita kenal sebagai lapisan ozon yang berfungsi menyaring sejumlah besar radiasi ultraviolet dari sinar matahari agar tidak menembus troposfer dan membahayakan makhluk hidup.
  • Lapisan ketiga disebut “mesosfer”yang berada langsung di atas lapisan troposfer sampai mencapai 80-85 Km dari permukaan bumi, dengan suhu paling dingin sekitar -85°C.
  • Lapisan keempat disebut “termosfer” dengan suhu yang semakin panas hingga dapat mencapai 1500°C, dan pada lapisan inilah wahana Stasiun Ruang Angkasa Internasional mengorbit pada ketinggian 320-380 Km.
  • Lapisan terluar (kelima) dari atmosfer bumi disebut “eksosfer”yang kandungan intinya adalah gas hidrogen dan helium.

Secara bersama-sama kelima lapisan atmosfer ini, yang kita sebut langit pertama, berfungsi untuk menopang kehidupan dan sekaligus melindungi kehidupan di bumi. Kecuali eksosfer yang berupa partikel-partikel bebas, keempat lapisan pertama tetap berada pada tempatnya dan tidak pernah bertukar posisi oleh sebab semuanya tunduk pada hukum gravitasi bumi.

“Atmosfer tampaknya menjadi bagian dari ‘langit’ yang telah dibentuk pada hari kedua Penciptaan. Atmosfer menyediakan metode untuk menggerakkan air ke atas; air bisa menguap dan memasuki atmosfer di mana itu dapat diangkut ke suatu tempat di bumi. Kemudian air itu dapat dibawa kembali ke permukaan bumi, baik melalui kabut seperti diuraikan dalam Kejadian 2:6 atau sebagai hujan.”

Langit kedua. Bagian di angkasa luar yang memisahkan bumi kita ini dengan surga di mana Allah bertakhta adalah ruang angkasa di mana terdapat bintang-bintang dan tata surya. Ini adalah bagian yang sangat sangat luas sebab diisi oleh lebih dari 170 milyar galaksi, kemungkinan besar lebih banyak lagi. Galaksi adalah sebuah entitas ruang angkasa yang ukurannya bermacam-macam, mulai dari “galaksi kerdil” yang hanya memiliki 10 juta bintang sampai yang berukuran raksasa dengan 100 triliun bintang (10 juta kali). Galaksi kita sendiri, yang dinamai galaksi “Bintang Susu”(Milky Way), memiliki sekitar 200 milyar bintang, matahari adalah salah satunya. Jarak antara satu galaksi dengan galaksi lainnya bisa sampai sekitar 32.000.000.000.000.000.000 Km (32 juta triliun Km). Galaksi Andromeda, tetangga kita yang terdekat, itu saja berjarak lebih dari 19 juta triliun Km. Hebatnya lagi, seluruh penghuni jagad raya ini terus bergerak tetapi terikat pada orbit masing-masing sehingga tidak sampai bertabrakan. Beberapa kali kita mendengar tentang perkiraan para ahli yang “meramalkan” tubrukan antara Bumi dengan benda-benda ruang angkasa yang katanya akan menjadi kiamat bagi dunia kita ini, tetapi tak satu pun menjadi kenyataan.

Hanya Pencipta yang kuasanya maha dahsyat seperti Allah kita saja yang dapat merancang alam semesta dengan hukum-hukum alam yang presisionis dan stabil seperti ini sehingga kehidupan di Bumi ciptaan-Nya tetap terpelihara. Alam semesta memiliki kekuatan gravitasi yang tepat sekali, tidak terlalu besar sehingga bintang-bintang bisa menjadi terlampau panas dan membakar, dan tidak terlalu kecil sehingga menjadi terlalu dingin dan menyebabkan tidak adanya panas serta cahaya; benda-benda ruang angkasa memiliki kecepatan jelajah dan jarak jelajah yang sangat tepat dan stabil sehingga tidak menimbulkan gangguan alam yang membahayakan kehidupan di Bumi, dan sebagainya. Bahkan dosa yang telah merusak kehidupan di atas bumi itu pun tidak berpengaruh pada kestabilan dan ketepatan hukum gaya tarik bumi serta hukum-hukum alam lainnya yang dapat membuat kehidupan di dunia ini menjadi kacau balau. Kasih Allah terlalu besar untuk membiarkan kebodohan manusia memusnahkan kehidupan mereka sendiri–terkecuali Allah dalam hikmat-Nya sesekali membiarkan hal itu terjadi untuk menjadi peringatan!

“Allah menamai cakrawala, menandakan kedaulatan-Nya atas cakrawala itu. Tindakan penamaan menyiratkan bahwa Allah berdaulat atas ruang. Ruang tidak membatasi tindakan Allah dengan cara apa pun, sebab Dia yang menciptakan dan mengaturnya. Sama seperti penerangan dunia di hari pertama, penciptaan cakrawala diselesaikan sebelum akhir hari kedua, sebuah periode petang dan pagi lainnya.”

Apa yang kita pelajari tentang penciptaan langit?

  1. Langit, bersama-sama dengan Bumi, adalah bagian dari Penciptaan. Langit tampaknya memiliki hubungan yang erat dengan bumi, dalam arti bahwa bumi ini tidak dapat dihuni oleh manusia (maksud dari penciptaan bumi) kalau tidak diciptakan juga langit. Kalau merujuk kepada langit yang pertama, yaitu cakrawala atau atmosfer, kita mengerti perlunya langit itu.
  2. Jika langit yang diciptakan pada hari kedua itu juga meliputi langit lapisan kedua, yakni ruang angkasa yang dihuni oleh galaksi-galaksi dan bintang-bintang, maka kita dapat menyimpulkan bahwa penciptaan planet Bumi beserta manusia dan makhluk-makhluk lainnya sebagai penghuni planet ini adalah yang menjadi dasar dari penciptaan alam semesta.
  3. Allah sebagai Pencipta alam semesta berdaulat atas seluruh ciptaan-Nya. Allah juga yang menciptakan ruang dan waktu, maka ruang dan waktu tidak dapat membatasi maksud dan tindakan-Nya. Allah dapat berbuat apa saja tanpa dukungan atau pun eksistensi awal dari ruang dan waktu. Hanya manusia yang mutlak membutuhkan ruang dan waktu untuk dapat beraktivitas.

Bersambung …


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *