KETIKA DOA DAN PENDIDIKAN MENJADI TABIAT

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Amazingfacts.id: Doa sering tidak dipahami sebagaimana seharusnya. Ketika pendidikan menjadi sebuah tabiat, salah satunya adalah pendidikan pembentukan tabiat adalah dengan ketekunan dan kesungguhan dalam doa.

Doa-doa kita bukanlah untuk memberitahu pada Allah tentang sesuatu yang Ia tidak ketahui.

Tuhan mengetahui rahasia-rahasia setiap jiwa. Doa-doa kita tidak perlu panjang dan keras.

nilai sebuah doa

Tuhan membaca pikiran yang tersembunyi. Kita boleh berdoa diam-diam, dan Ia yang mengetahui rahasia akan mendengar dan akan menjawab kita secara terbuka.

Doa tidak dimaksudkan untuk membuat perubahan apa pun pada Tuhan; doa membawa kita sejalan dengan Allah. Tidak menggantikan tugas. 

Doa tidak akan membayar utang-utang kita kepada Tuhan. Hamba-hamba Kristus harus bergantung kepada Tuhan sebagaimana halnya Daniel di istana Babel.

Daniel mengetahui nilai doa, tujuannya, dan sasarannya; dan doa-doa yang ia layangkan bersama rekan-rekannya kepada Tuhan setelah dipilih oleh raja untuk istana Babel, terjawab.

ujian besar

Ada golongan tawanan lain yang dibawa ke Babel. Mereka ini Tuhan izinkan untuk dicerai-beraikan dari keluarga mereka dan dibawa ke negeri penyembah berhala karena mereka sendiri terus-menerus condong ke arah penyembahan berhala.

Tuhan membiarkan mereka memperoleh semua yang mereka inginkan dari kebiasaan menyembah berhala di Babel.

Sebagaimana hikmat dunia memandang permasalahannya, Daniel dan ketiga rekannya memiliki semua keuntungan yang disediakan bagi mereka di istana Babel.

Namun di sinilah ujian besar pertama mereka kelak datang. Prinsip-prinsip mereka akan bentrok dengan aturan-aturan dan perintah raja.

Semakin giat berdoa

Daniel dan ketiga rekannya tidak mengambil sikap bahwa karena makanan dan minuman mereka adalah amanat raja, maka kewajiban merekalah untuk mengambil bagian itu.

Mereka mendoakan masalah ini dan mempelajari Kitab Suci.

Pendidikan mereka telah menjadi semacam tabiat sehingga mereka merasa sekalipun dalam penawanan namun Tuhan adalah tempat mereka bersandar. 

Penampilan Daniel dan rekan-rekannya adalah seperti seharusnya semua orang muda. Mereka itu sopan santun, baik hati, bersikap hormat, memiliki kelemahlembutan dan kerendahan hati.

Ketika kita dikelilingi oleh pengaruh yang menjauhkan kita dari Tuhan, permohonan-permohonan kita untuk meminta bantuan dan pertolongan haruslah tanpa jemu-jemu.

Kalau tidak begitu, kita tidak akan pernah berhasil merubuhkan kesombongan dan mengatasi godaan terhadap kegemaran dosa yang menjauhkan kita dari Juruselamat.

Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja. Daniel 1:8.

 

-Suara Hati Nurani, hal 13-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *