SEKARANGLAH WAKTUNYA MENJADI TERANG

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu. Yes. 60:7.

Kita perlu bangkit sekarang dan menjadi terang, karena terang kita sudah datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atas kita. Kita tidak punya waktu untuk membicarakan diri sendiri, tidak ada waktu menjadi seperti tanaman yang peka, yang tidak bisa disentuh tanpa menyusut, menciut. Dalam Kristuslah kecukupan kita. Apakah kita akan membicarakan iman? Apakah kita akan membicarakan pengharapan yang mulia, kebenaran yang penuh dan melimpah, Yesus Kristus, yang disediakan bagi setiap jiwa?. . . .

Seluruh surgawi tertarik, dan kasih Tuhan digunakan demi umat-Nya yang setia dan yang memelihara perintah-perintah-Nya. Hanya Tuhanlah yang kita percayai. . . . Tuhan mempunyai dunia ini dalam tangan-Nya. Tuhan ada di samping kita. Seluruh surga menunggu dan merindukan kerjasama kita. Tuhan adalah maha tinggi. Lalu kenapa kita harus takut? Tuhan adalah maha kuasa; mengapa kita harus gemetar? Tuhan telah melepaskan umat-Nya pada masa lalu, dan Ia akan menjadi penolong kita jikalau kita bangkit dalam kekuatan-Nya dan maju ke depan.

Alkitab dan hanya Alkitablah perlindungan kita. Tuhan ada dalam firman-Nya. “Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas.” ltu sudah cukup untuk kita. “Dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar akan membenarkan banyak orang oleh hikmat-Nya, dan kejahatan mereka Dia pikul” (Yes. 53:11). Jikalau hati Tuhan yang agung dan penuh kasih dipuaskan dengan hasil misi-Nya dalam jiwa-jiwa yang diselamatkan, marilah kita bersukacita. Marilah kita bekerja seperti yang belum pernah sebelumnya. Marilah kita kesampingkan diri sendiri dan berpegang teguh pada Yesus Kristus oleh iman. Marilah kita nyatakan Dia kepada dunia ini sebagai Seorang yang indah dan pemimpin dari berlaksa-laksa.

”Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: ‘Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!’” (Wah. 7:9,10)

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 341


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *