TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Di Amerika Serikat, sekitar sembilan miliar hewan disembelih setiap tahun untuk makanan. Setiap tahun orang Amerika mengkonsumsi lebih dari 13,6 juta ton daging sapi.

Rumah potong hewan tidak populer di masyarakat. Meskipun kebanyakan orang menikmati makanan produk akhirnya, ada rasa enggan bila mengingat proses mengerikan ketika hewan tersebut dibunuh. Di banyak tempat, undang-undang setempat sebenarnya menentukan di mana pabrik pengepakan daging dapat dan tidak dapat ditempatkan. Kelompok kesejahteraan hewan mengkritik metode pengangkutan, persiapan dan pembunuhan hewan yang seringkali tidak berperasaan.

Sangat tidak menyenangkan memikirkan prosedurnya. Sapi digiring dengan truk atau kereta api yang jaraknya ratusan mil dari peternakan atau tempat pemberian pakan, biasanya dalam kondisi yang padat. Tidak semua berhasil sampai ke rumah jagal hidup-hidup. Kemudian mereka diangkut dengan kandang sempit dan dibawa ke tempat khusus di mana mereka “dilumpuhkan”. Setelah itu hewan digantung terbalik dan setelah sebagian besar darah dikuras, tukang daging mulai melakukan pekerjaan pemotongan mereka.

Apakah proses ini membuat Anda prihatin? Saya tidak akan menjelaskan secara detail proses mengubah sapi menjadi “makanan” untuk toko burger lokal Anda. Sebagian besar akan berkata “Berhenti membicarakan ini! Apa gunanya membahasnya?” Namun Ini adalah analogi yang digunakan Salomo untuk menggambarkan nasib pria muda (atau tua) yang bodoh (ini juga berlaku untuk wanita), yang tergoda untuk melanggar perintah Tuhan tentang perzinahan. Apa yang tampak seperti jalan yang dipenuhi bunga akhirnya menjadi jalan menuju neraka.

Salomo mengatakan tentang pria bodoh ini bahwa dia akan cepat mengejarnya. Dengan kata lain, ia dikendalikan oleh sifat dan nafsu duniawinya, bukan otak rasionalnya. Seperti burung yang terbang ke dalam jaring, “dengan tidak sadar bahwa hidupnya terancam” (Amsal 7:23). Dosa membuat kita ragu untuk memikirkan resikonya saat ini dan bukan hasil akhirnya. Tidak heran orang bijak berkata dalam Amsal 7:25-27: “Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu, dan janganlah menyesatkan dirimu di jalan-jalannya. Karena banyaklah orang yang gugur ditewaskannya, sangat besarlah jumlah orang yang dibunuhnya. Rumahnya adalah jalan ke dunia orang mati, yang menurun ke ruangan-ruangan maut.” Ini adalah terowongan satu arah yang tidak ingin Anda masuki.

Bacaan tambahan: Amsal 7:13–27.

Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, perhatikanlah perkataan mulutku. Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu, dan janganlah menyesatkan dirimu di jalan-jalannya. Amsal 7:24,25.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *