BUKANKAH CITRA PEMERINTAH AKAN LEBIH BAIK BILA MENEGAKKAN HUKUM KEKRISTENAN?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Salah satu prinsip besar kebebasan adalah beribadah sesuai dengan hati nurani sendiri. Tuhan tidak memaksa orang untuk menerima karunia keselamatan atau mengikuti hukum-hukum-Nya. Orang-orang dapat dengan bebas berpaling jika mereka memilih demikian. Menjaga prinsip ini menyebabkan teolog Protestan Roger Williams diusir dari koloni aslinya! Dia bersikeras bahwa setiap orang harus memiliki kebebasan untuk menyembah Tuhan sesuai dengan keyakinannya sendiri.

Konstitusi A.S. menjelaskan hak-hak ini: “Tidak ada ujian agama yang akan pernah diperlukan sebagai kualifikasi untuk setiap jabatan kepercayaan publik di bawah Amerika Serikat.” Dan juga, “Kongres tidak boleh membuat undang-undang yang menghormati pendirian agama, atau melarang pelaksanaannya secara bebas.” Para perumus konstitusi kita hanya perlu melihat kembali ke dalam sejarah mereka untuk menyadari bahwa beberapa perang dan penganiayaan yang paling kejam tumbuh dari pemerintah yang bersikeras mengeluarkan undang-undang untuk menegakkan Kekristenan.

Tuhan tahu bahwa orang yang dipaksa untuk mematuhi hukum tidak akan menjalankannya dari hati yang dipenuhi dengan rasa syukur dan cinta. Alkitab mengajarkan, “Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:8), dan, “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih” (1 Yohanes 4:18). Hidup karena takut dihukum bukanlah cara kerja pemerintahan Tuhan. Tuhan menginginkan kita untuk hidup berdasarkan akal sehat dan pengabdian kepada-Nya.

Adalah tanda pemerintahan Setan dalam menggunakan kekuatan untuk mengendalikan pikiran individu. Tangan iblis telah membentuk banyak pemeritahan lalim, baik raja, dan penguasa untuk memaksa orang mengikuti hukum yang menentukan kapan, di mana, dan bagaimana mereka harus beribadah. Mereka yang tidak taat diancam, disiksa, dilarang, dan kadang-kadang dibunuh—semuanya atas nama Kekristenan. Seharusnya tidak pernah menjadi peran pemerintah duniawi untuk mengatur bagaimana orang harus menyembah Tuhan.

Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN! Yosua 24:15.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *