BUKANKAH PERJANJIAN LAMA ITU 10 HUKUM? (BAGIAN I)

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pertanyaan tentang perjanjian telah sangat terdistorsi dan disalahpahami. Mari kita mulai dengan memperhatikan apa yang bukan perjanjian lama. Perjanjian Lama bukanlah Sepuluh Hukum. Mengapa? Karena 10 Hukum adalah hukum abadi Allah yang tidak menjadi tua dan lenyap (Ibrani 8:13). Mereka tidak memiliki janji yang buruk (ayat 6), dan mereka tidak bercacat (ayat 7).

Lalu apa perjanjian lama itu, dan bagaimana itu diratifikasi? Itu adalah kesepakatan antara Tuhan dan Israel. Ketika Musa memberikan perjanjian Allah dengan Israel, mereka menjawab, “Segala yang difirmankan Tuhan akan kami lakukan.” (Keluaran 19: 8). Orang Israel berjanji untuk mematuhi Sepuluh Hukum. Itu disahkan dengan percikan darah lembu (Keluaran 24: 7, 8). Janji rakyat gagal karena mereka berusaha untuk menurut dengan kekuatan manusia sendiri.

Sebagai perbandingan, perjanjian baru dilembagakan dan diratifikasi oleh darah Yesus pada saat kematian-Nya (Ibrani 12:24; 13:20; Matius 26:28). Perjanjian baru mulai berlaku ketika Dia mati. “Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup” (Ibrani 9:17).

Ketika berbicara tentang perjanjian baru, rasul Paulus menulis: “Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun” (Galatia 3:15). Ini berarti bahwa setelah kematian Kristus, tidak ada yang bisa ditambahkan atau diambil dari perjanjian baru. Yesus memperkenalkan Perjamuan Malam Tuhan pada Kamis malam sebelum Dia mati, jadi itu terjadi di bawah perjanjian baru (Matius 26:28).

Berikut adalah pertanyaan yang patut ditanyakan: “Kapan pemeliharaan hari Minggu dimulai?” Semua orang menjawab, “Setelah kebangkitan.” Jika demikian, maka itu tidak bisa menjadi bagian dari perjanjian baru karena itu terjadi setelah kematian Yesus. Adakah yang bisa “ditambahkan” setelah kematian Yesus, Sang Pemberi Janji?

Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: ”Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman Tuhan, ”Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda.” Ibrani 8:7,8.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *