empat mata angin

MALAIKAT MENAHAN EMPAT MATA ANGIN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Malaikat Penuntun dalam Hidupku
Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan Ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat. . . . katanya: Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka. Wahyu 7:2,3.

Empat malaikat yang perkasa tetap memegang keempat mata angin dunia ini. Kebinasaan dahsyat dilarang untuk menimpa sepenuhnya. Kecelakaan di darat dan laut; kehilangan nyawa, tetap bertambah, oleh badai, oleh angin topan, oleh bencana kereta api, kebakaran besar; banjir yang hebat, gempa bumi dan angin akan membangkitkan bangsa-bangsa untuk berperang, sementara malaikat menahan keempat mata angin, melarang kuasa iblis yang dahsyat menghantam bengis umatnya, sampai hamba—hamba Allah dimeteraikan dahinya.

Malaikat menahan empat mata angin, yang digambarkan sebagai kuda yang berang berusaha untuk melepaskan diri dan berlari di permukaan bumi, membawa kemusnahan dan kematian pada jalan yang dilaluinya.

Suatu peperangan yang besar ada di depan kita. Kita sedang menghampiri peperangan hari besar Allah yang mahakuasa. Apa yang telah ditahankan akan dilepaskan. Malaikat pengasihan sedang merapatkan sayapnya, siap sedia untuk turun dari takhta dan membiarkan dunia di bawah pengendalian Iblis. Penguasa dan kuasa dunia memberontak melawan Allah yang di sorga. Mereka penuh dengan kebencian terhadap orang yang menyembah Dia dan segera, amat segera, peperangan terakhir dan terbesar akan berkecamuk di antara yang baik dan yang jahat. Bumi ini akan menjadi medan pertempuran—pemandangan dari pertikaian terakhir dan terbesar akan berkecamuk di antara yang baik dan yang jahat. Bumi ini akan menjadi medan pertempuran—pemandangan dari pertikaian terakhir dan kemenangan terakhir.

Sementara tangan mereka mulai melepas, dan empat mata angin akan menghembus, mata Yesus yang penuh pengasihan menatap umat yang sisa yang belum dimeteraikan, dan Ia mengangkat tanganNya kepada Bapa dan memohon kepada Bapa dengan menyatakan bahwa Ia telah mencurahkan darahNya bagi mereka itu. Lalu malaikat yang lain ditugaskan untuk terbang cepat kepada empat malaikat dan memohon kepada mereka untuk menahan mata angin itu sampai hamba-hamba Allah dimeteraikan dengan meterai Allah yang hidup di atas dahinya.

Hidupku Kini, hlm. 310


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *