MEMBANDINGKAN ORANG BERDOSA DAN ORANG BENAR

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Kita seringkali mendengar kehidupan orang Kristen digambarkan penuh pencobaan, kesedihan, dan duka, dengan sedikit hal menyenangkan dan menghibur; dan kesannya seringkali diberikan bahwa jika mereka meninggalkan iman dan usaha mereka untuk kehidupan kekal, maka pemandangannya berubah pada kesenangan dan kebahagiaan. Menarik membandingkan kehidupan orang berdosa dan orang benar. Orang-orang berdosa tidak memiliki keinginan untuk menyenangkan Allah, oleh sebab itu tidak dapat memperoleh pengertian tentang kehendakNya. Mereka sangat merasakan keburukan hidup yang fana ini. Kadang-kadang mereka merasa sangat gelisah. Mereka takut kepada Allah tetapi tidak mengasihi Dia.

Apakah orang-orang berdosa bebas dari kekecewaan, kebimbangan, kerugian duniawi, kemiskinan, dan tekanan? Oh tidak! Dalam hal ini mereka tidak lebih aman daripada orang benar. Mereka seringkali menderita penyakit yang kronis, tidak ada kasih karunia yang membantu mereka. Dalam kelemahan, mereka harus bersandar pada kekuatan mereka sendiri. Mereka tidak dapat menunggu dengan bahagia pagi kebangkitan itu, karena mereka tidak memiliki pengharapan yang menggembirakan bahwa mereka akan memiliki tempat bersama orang-orang yang diberkati. Mereka tidak mendapat penghiburan dengan menatap pada masa depan. Ketidakpastian yang menakutkan menyiksa mereka, dan dengan demikian mereka menutup mata dalam kematian. Inilah akhir kehidupan orang berdosa dari kesenangan yang sia-sia.

Orang-orang Kristen adalah sasaran kekecewaan, kemiskinan, celaan, dan tekanan. Namun di tengah semua ini mereka mengasihi Allah, dan suka melakukan kehendakNya, dan hanya meninggikan kehendakNya. Dalam konflik, pencobaan, dan perubahan suasana hidup, mereka mengetahui ada Satu yang mengetahui itu semua; Dia yang akan menyendengkan telingaNya kepada seruan kesedihan dan tekanan; Dia yang dapat bersimpati pada setiap kesedihan dan menyejukkan penderitaan setiap hati. Ia telah mengajak orang-orang yang bersedih agar datang kepada Dia dan menemukan perhentian. Di tengah semua penderitaan, orang-orang Kristen menemukan penghiburan yang besar, dan jika mereka mengalami penyakit yang susah sembuh, menyusahkan, sebelum mereka menutup mata dalam kematian, maka mereka dapat menanggung semuanya dengan ceria, karena mereka bersekutu dengan Penebus mereka.

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Mazmur 23:4.

-Suara Hati Nurani, Hlm. 130-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *