penciptaan terang, firman Tuhan adalah terang

PENCIPTAAN MEMBENTUK DUNIA (5)

Belajar Firman Pendalaman Alkitab
Mari bagikan artikel ini

FIRMAN ALLAH ADALAH TERANG (Firman Allah Yang Mahakuasa)

Terang ilahi. Firman Allah adalah sumber terang, baik sebagai benda (sinar) atau pun secara rohani (ilham). Di masa penciptaan terang ilahi menghasilkan sinar yang menerangi bumi ini secara fisik, di masa pertobatan terang ilahi itu dapat menghasilkan cahaya rohani yang menerangi pikiran dan hati manusia. “Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya” (Yes. 55:11).

Tanpa firman Allah–dalam hal ini adalah Alkitab–manusia tidak mempunyai penerangan apapun, baik tentang kejadian-kejadian yang bersifat fisik maupun perubahan-perubahan dalam diri manusia secara rohani. Dalam hal penciptaan, misalnya, kita memperoleh informasi yang jelas tentang bagaimana Allah menciptakan alam semesta oleh firman-Nya, “sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat” (Ibr. 11:3). Bahkan, kita juga mengetahui bahwa “oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu…tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman” (2Ptr. 3:5, 7).

“Alkitab mengajarkan bahwa Allah mencipta dari yang tidak ada (ex nihilo), oleh kuasa firman-Nya dan tanpa konflik atau perlawanan dalam bentuk apapun. Di kalangan orang-orang zaman purba, pandangan penciptaan ini adalah khas bangsa Ibrani. Hampir semua kisah penciptaan yang non-alkitabiah bertutur tentang konflik dan kekerasan dalam penciptaan.”

Alkitab atau mitologi. Dr. L. James Gibson, sangat tepat ketika dia berkata: “Penciptaan adalah kebenaran mendasar dari Kitab Suci. Semua ajaran alkitabiah lainnya–Penjelmaan, Salib, dan Kedatangan kedua kali–didasarkan atas kebenaran bahwa dunia kita ini telah diciptakan oleh Tuhan.”  Kalau seseorang tidak percaya pada penciptaan dalam tempo enam hari harfiah sebagaimana dinyatakan dalam kitab Kejadian pasal 1, maka pengajaran-pengajaran apapun di seluruh Alkitab itu menjadi tidak berguna bagi orang itu. Kalau Anda tidak percaya pada lembar pertama dari isi Alkitab yang menyatakan bahwa Allah yang menjadikan langit dan bumi adalah Pencipta yang maha kuasa, dan bahwa dengan kuasa-Nya yang mutlak dan tak terbatas itu Ia dapat menciptakan apa saja dari keadaan yang hampa, maka lembaran-lembaran selanjutnya dari Alkitab itu tidak penting lagi bagi Anda.

Tanpa Alkitab, rasa ingin tahu manusia tentang asal-usul langit dan bumi hanya akan menemukan kepuasannya dalam mitologi atau dongeng-dongeng yang bahkan jauh lebih aneh dan muskil (pelik) daripada kisah penciptaan yang tersurat dalam Alkitab. Misalnya menurut riwayat Enuma Elish yang bertutur tentang dongeng penciptaan langit dan bumi sesuai legenda bangsa Mesopotamia (Babilonia) purba dengan tokoh pasangan Apsu, dewa air tawar, dan istrinya Tiamat, dewi air asin. Konon, pasangan ini melahirkan Kishar dan Anshar, dewa-dewa yang melambangkan perbatasan antara langit dan bumi (horison), yang selanjutnya melahirkan Anu dan kemudian Ea, “anak-anak para dewa” yang suka berbuat onar dan berisik sehingga menimbulkan niat bagi Apsu untuk memusnahkan cucu dan buyut biang kerok ini. Ea yang mengetahui niat itu berkomplot dengan istrinya, Damkina, lalu membunuh Apsu dan menyembunyikan mayatnya. Damkina kemudian melahirkan Marduk, dewa musim semi yang melambangkan sinar matahari dan hujan, dan juga dewa pelindung kota Babel. Tiamat yang akhirnya tahu perihal kematian suaminya lalu berniat membalas dendam, dengan menciptakan 11 monster untuk melaksanakan niatnya, dipimpin oleh Kingu, suaminya yang baru. Dari peperangan antar-dewa inilah kemudian tercipta langit dan bumi. Aneh? Tapi itulah yang tertulis pada ukiran tanah liat (Tablet I) dari abad ke-12 SM yang ditemukan dalam suatu penggalian situs purbakala. (Baca selanjutnya di->http://www.cresourcei.org/enumaelish.html).

Masih ada lagi mitos bangsa Cina dengan tokoh Pan Gu yang konon terbangun dari tidur panjangnya selama 18 ribu tahun gara-gara merasa sesak nafas karena rupanya dia telah tertidur di dalam sebuah telur hitam raksasa. Dengan sekuat tenaganya dia berusaha memecahkan kulit telur itu sehingga terbelah dua, bagian atas kemudian membentuk langit dan bagian bawah membentuk bumi, sementara Pan Gu tetap berdiri di tengah, kepalanya melekat di bagian atas dan kakinya di bagian bawah tanpa bisa terlepas. Kedua belahan kulit telur itu mulai bertumbuh-kembang dengan kecepatan 10 kaki per hari, dan badan Pan Gu turut bertumbuh bersama itu. Sesudah periode 18 ribu tahun yang kedua, jarak antara bagian atas yang telah membentuk langit dengan bagian bawah yang sudah berubah jadi bumi adalah 9 juta li dengan Pan Gu tetap di sana sebagai pilar yang memisahkan langit dan bumi. Akhirnya Pan Gu pun mati, nafasnya berubah jadi angin dan awan, suaranya berubah jadi guntur. Matanya yang satu jadi matahari, dan satunya lagi jadi bulan. Badan dan tungkainya berubah jadi lima gunung besar, dan darahnya jadi air yang menggelora. Urat-urat nadinya jadi jalan-jalan raya, otot-ototnya jadi tanah yang subur. Bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya di langit adalah berasal dari rambut kepala dan janggutnya, bunga-bunga dan pepohonan berasal dari kulit dan bulu-bulu sekujur badannya. Meskipun tubuhnya sudah mati tapi emosinya tidak, jadi bila Pan Gu merasa senang maka matahari akan bersinar cerah, tapi jika sedang susah atau marah awan-awan gelap akan berkumpul menutupi langit.

Itu baru dua cerita dongeng perihal terciptanya langit dan bumi, masih ada puluhan bahkan ratusan legenda yang dapat kita gali dan sajikan sekiranya perlu. Tapi yang pasti mitologi terciptanya alam semesta akan kian menarik dan lucu, bahkan semakin menggila dan menggelikan untuk diikuti. Mengapa kita akan bertambah geli membaca dongeng-dongeng seperti itu? Oleh sebab kita sudah mengetahui melalui Alkitab bahwa penciptaan langit dan bumi sesungguhnya adalah melalui kuasa Allah yang ajaib, semuanya tercipta selama kurun waktu enam hari dalam arti kata yang sebenarnya. Bilamana Anda percaya pada penuturan Alkitab tentang penciptaan alam semesta, maka semua usaha manusia untuk mereka-reka asal-usul terjadinya langit dan bumi akan selalu menjadi hal yang terasa menggelikan.

Bukan saja mitos-mitos tentang penciptaan akan terdengar menggelikan, tapi juga teori-teori yang berlandaskan ilmu pengetahuan sekalipun akan terkesan sangat dibuat-buat. Kisah penciptaan dalam Kitab Suci hanya bisa diterima oleh iman, dan iman adalah sisi yang selalu berseberangan dengan akal manusia. “Jadi, bagaimana pun juga Kejadian 1:1-2:15 tidak dapat diselaraskan dengan teori evolusi modern, yang pada intinya menentang penuturan Alkitab tentang Penciptaan.”

Apa yang kita pelajari tentang Firman Allah yang maha kuasa?

  1. Alkitab mencatat bahwa langit dan bumi, beserta penghuni di kedua ruang yang berbeda itu, telah diciptakan melalui Firman Allah. Firman itu telah berperan utama dalam masa penciptaan, dan Firman yang sama itu juga berperan dalam penciptaan-ulang manusia. Melalui Firman-Nya, Allah melaksanakan seluruh niat yang ada dalam hati-Nya, termasuk penebusan makhluk ciptaan-Nya.
  2. Allah mengetahui bahwa manusia akan selalu bertanya-tanya tentang asal-usul keberadaan dirinya dan bumi tempat tinggalnya, itulah sebabnya Dia telah memberitahukannya melalui kitab Kejadian dengan cara yang sangat sederhana untuk bisa dimengerti dan diterima oleh iman. Penciptaan adalah doktrin utama dalam Alkitab, jika seseorang percaya pada doktrin penciptaan ini maka yang lain-lain akan lebih mudah diterima.

  3. Doktrin penciptaan dalam Alkitab yang berasal dari ilham Allah terlalu tinggi untuk bisa dimengerti berdasarkan rumus-rumus ilmu pengetahuan modern hasil penemuan manusia fana. Ilmu pengetahuan modern dapat menemukan rujukannya dalam Alkitab, tapi Alkitab tidak membutuhkan rujukan ilmu pengetahuan modern apapun.

Bersambung . . .

Editor : Setyo Kusuma A.

PENCIPTAAN: MEMBENTUK DUNIA (1)

PENCIPTAAN: MEMBENTUK DUNIA (2)

PENCIPTAAN: MEMBENTUK DUNIA (3)

PENCIPTAAN: MEMBENTUK DUNIA (4)

 


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *